Site icon Tangan Terbuka Media

Indonesia (Gelap) Terang

Akhir-akhir ini ada yang berubah setiap saya membuka YouTube di gadget saya. Jika sebelumnya yang berseliweran adalah informasi mengenai drama Korea, sekarang menjadi berita korupsi yang sedang hot-hot-nya. Saya tergelitik membaca kalimat berikut: ”Ketika 2.000 tahun yang lalu Tuhan Yesus menciptakan keajaiban air menjadi anggur, saat ini di negara kita Pertamina menciptakan keajaiban pertalite menjadi pertamax.” Sepotong kalimat yang lewat dalam grup chat ini membuat saya mencari tahu melalui google apakah gerangan yang terjadi. Dan akhirnya berita yang menarik perhatian itu menggantikan keseruan drama serial yang menghiasi YouTube di akun saya karena saya pun merasa terzalimi pernah menggunakan pertamax yang ternyata oplosan pertalite.

Katanya, ini adalah korupsi terbesar yang diduga terjadi di negara tercinta, dengan angka dugaan kerugian pada tahun 2023 sebesar 193,7 triliun, dan jika korupsi dilakukan selama 5 tahun (2018-2023), mencatat potensi kerugian hampir 1 kuadriliun. Sejujurnya, walaupun saya pengajar matematika, istilah kuadriliun ini tidak familier bagi saya, sepertinya tidak pernah dipergunakan dalam soal-soal matematika tingkat SLTA. Saya pun langsung membayangkan ada berapa angka nolnya. Kalau 1 juta ada 6 angka nol, 1 miliar ada 9 angka nol, 1 triliun ada 12 angka nol, maka 1 kuadriliun, yaitu 1000 triliun, berarti ada 15 angka nol. Jumlah yang tidak terbayangkan, apalagi jika dikonversi dengan kebutuhan sehari-hari. Sebenarnya apakah yang ada dalam pikiran para terduga korupsi yang terlihat berpendidikan itu dengan uang yang sedemikian banyaknya? Apakah hanya faktor ketamakan, atau ada faktor-faktor lain di baliknya?

Kasus ini belum selesai, tentunya kita harus menunjukkan bahwa Indonesia Gelap tidak akan terjadi. Hanya Indonesia Terang yang akan menunjukkan seterang-terangnya kasus ini diselesaikan.

Tjhia Yen Nie | Sobat Media

Foto: Unsplash/Sandy Zebua

Exit mobile version