Jangan Memfitnah!
Sabda-Mu Abadi | 13 Januari 2023 | Yak. 4:11-12
”Saudara-saudara, janganlah saling memfitnah! Siapa yang memfitnah saudaranya atau menghakiminya, ia mencela hukum dan menghakiminya. Jika engkau menghakimi hukum, engkau bukanlah pelaku hukum, tetapi hakimnya. Hanya ada satu Pembuat hukum dan Hakim, yaitu Dia yang mampu menyelamatkan dan membinasakan. Namun, siapakah engkau, sehingga engkau mau menghakimi sesamamu manusia?”
Fitnah, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, adalah ”perkataan bohong atau tanpa berdasarkan kebenaran yang disebarkan dengan maksud menjelekkan orang.” Intinya mengatakan sesuatu yang tidak benar mengenai sesama. Tujuannya agar orang tersebut tampak jelek di muka umum.
Itulah yang dilarang Yakobus dalam suratnya. Alasan utama pemfitnah biasanya agar dia tampak lebih baik dari orang yang difitnahnya. Biasanya terjadi karena pemfitnah tidak terlalu percaya diri. Nah, untuk meningkatkan rasa percaya dirinya adalah dengan cara menjelekkan orang lain.
Sedangkan menghakimi adalah bertindak sebagai hakim atas orang lain. Dengan kata lain, ada orang yang merasa boleh menilai orang lain. Dan dasarnya sering kali adalah diri sendiri. Sama halnya dengan pemfitnah, orang yang menghakimi telah mengangkat dirinya lebih berharkat ketimbang yang dihakimi. Pada titik ini juga dia telah menjadikan orang lain sebagai terdakwa.
Yakobus mengingatkan bahwa Allah adalah satu-satunya Hakim. Karena secara kualitas diri, Dia memang berbeda dengan manusia. Kekudusan Allah memberikan Dia legitimasi untuk menghakimi. Bagaimana mungkin, manusia yang tidak kudus menghakimi orang lain?
Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media
Klik tautan di bawah ini untuk mendengarkan versi audio:
Foto: Unsplash/Andrew R.