”Alamatmu di mana?”
”Aha, apakah saya akan dikirimi kado natal?”
Kira-kira demikian percakapan saya dengan seorang teman melalui gawai. Memang aneh, natal kadang identik dengan kado, Tuhan Yesus yang berulang tahun, mengapa kita yang mengharapkan kado? Namun siapa sih yang tidak senang jika dikirimi kado?
Menjelang akhir tahun 2023 ini, saya berusaha merenung kembali perjalanan hidup saya beberapa tahun terakhir, penuh dengan gejolak, walau saya tidak pernah mengungkapkannya secara eksplisit.
Ada saat di mana saya merasa terpuruk dan jatuh, ada saat di mana saya merasa diri di puncak kehidupan. Namun, dalam kesedihan dan kebahagiaan, saya selalu dikelilingi teman-teman yang mendukung dengan tulus walau kami tidak bertemu secara fisik.
Itulah malaikat-malaikat tak bersayap yang Tuhan kirim mengelilingi saya. Mereka adalah teman-teman dalam kelompok belajar alkitab (BSF: Bible Study Fellowship). Kami tidak saling terikat, berbeda usia dan tempat, namun kami berada dalam satu kaitan, mau belajar firman Allah.
Saya teringat kembali saat saya merasa sangat direndahkan dan tak berarti, dalam kemarahan mendalam, saya merasa terluka. Akan tetapi, dalam percakapan membahas tema pelajaran, salah satu teman menceletuk, ”Kita ini berharga di mata Tuhan!” Saya merasa Tuhanlah yang berbicara melalui percakapan itu tanpa saya mengungkapkannya.
Memasuki tahun 2024, mungkin akan ada banyak gelombang kehidupan yang menerpa, akan ada badai, akan ada kemarau panjang, akan ada duka, mungkin juga akan ada kebahagiaan dan sukacita di dalamnya.
Namun, saya akan memasukinya dengan semangat karena saya tahu saya tidak sendirian menghadapinya. Ada Tuhan yang mengutus malaikat-malaikatnya untuk berada di sekitar saya. Itulah kado Natal dari Tuhan untuk saya. Dan saya pun akan menjadi kado Natal dari Tuhan untuk teman-teman semua.
Tjhia Yen Nie
Foto: Istimewa