Site icon Tangan Terbuka Media

Makanan Bergizi

Program pemerintah Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang beritanya sedang marak mengingatkan bahwa sudah seharusnya kita tidak meremehkan makanan yang kita makan. Sebuah slogan ”You are what you eat”, yang berarti bahwa kesehatan tubuh seseorang sangat dipengaruhi oleh makanan yang dikonsumsinya, sehingga mengonsumsi makanan yang sehat adalah tanggung jawab umat percaya, karena salah dalam memilih makanan akan mengganggu aktivitas kehidupan.

Saya mulai mengubah kudapan yang sering dikonsumsi oleh komunitas saya, dari aneka kue dan gorengan secara bertahap diganti dengan makanan yang sarat nutrisi seperti siomai, yang di dalamnya terdapat daging ayam. Sebagai pelengkap ada kubis, pare, tahu, kentang, dan telur rebus. Saus kacang, kecap, sambal, dan jeruk limau menambah selera makan mereka apalagi dinikmati di saat hujan di sore hari. Hari berikutnya seorang teman memberi tahu bahwa siomai buatan saya memiliki cita rasa yang enak, hanya ada satu kekurangannya, yaitu kubisnya masih agak keras. Kritikan seperti ini sangat perlu bagi saya untuk menyediakan menu bagi kalangan lanjut usia. 

Menerima kritikan bagi sebagian orang tidaklah mudah, apalagi kritikan yang tajam tanpa menggunakan fakta dan solusi. Namun, sebuah penelitian Harvard Business Review menunjukkan bahwa 72 persen orang yang berhasil di puncak karier justru menjadikan kritik sebagai peta jalan perbaikan diri. Itu sebabnya diperlukan filter, memilah-milah hal yang perlu ditindaklanjuti dan hal yang hanya perlu menunda reaksi sehingga membantu menjaga hubungan baik dengan pemberi kritik.

Hidup manusia tidak hanya tergantung dari makanan jasmani, namun juga makanan rohani, yaitu Sabda Tuhan. Melalui Sabda Tuhan kita mendapatkan sumber hikmat sehingga dengan sabar, tenang, dan dengan penuh kasih kita dapat berinteraksi dengan sesama dan bertumbuh di dalam anugerah-Nya.

Yudi Hendro Astuti | Sobat Media

Foto: Unsplash/Ridwan Abdurrohman

Exit mobile version