Site icon Tangan Terbuka Media

Misteri Kehidupan

Hari itu saya mendapat berita bahwa salah satu kerabat tante saya dirawat di rumah sakit dekat tempat saya tinggal. ”Kalau bisa dijenguk, karena harus operasi, ada tumor di otaknya, sedangkan yang menemani hanya istri dan satu teman sepelayanan.” Demikian pesan yang masuk dalam WhatsApp saya.

Dengan bantuan seorang teman yang biasa mengantarkan pasien ke RS tersebut, saya mendapatkan informasi bahwa kerabat ini berada di ICU. Malam itu saya segera ke RS mencari istri dan teman yang menungguinya. Di situlah pertama kali saya berjumpa dengan istri dan temannya, mereka ternyata bekerja dalam satu pelayanan misi. ”Bekerja bersama Tuhan, Tuhan pasti pelihara,” demikian temannya berkata dengan semangat.

Dua hari kemudian ternyata saya harus diopname di RS yang sama. Ketika pintu lift, yang mengantarkan saya ke ruang dokter, terbuka pandangan saya bersirobok dengan dua teman baru saya ini yang masih berada di depan ICU. Rupanya hari itu sang suami diperbolehkan pindah dari ICU.

”Nanti kalau saya sudah tidak jadi pasien, saya akan mengunjungi kalian,” pesan saya. Hari berlalu cepat. Saat saya diperbolehkan pulang dari RS, saya bergegas ke kamarnya, melihat mereka. Sang istri tertidur di samping suaminya yang belum sadar juga. Keesokan harinya, saya mendapat berita mereka sudah kembali ke Bandung.

Seminggu telah berlalu saya sudah dinyatakan sehat oleh dokter saat kontrol pascaopname. Saya kembali menanyakan kabar mereka. Sang suami ternyata lebih banyak tertidur dibanding sadar. ”Hanya berdoa dan duduk di bawah kaki Tuhan saja,” jawab sang istri.

Saya pun ikut berdoa untuk mereka. ”Ah, Tuhan, misteri kehidupan apakah yang sedang Kaulukis untuk hamba-Mu?”

Untuk Nevy dan Chara, iman kalian bersinar di tengah badai kehidupan, Tuhan pelihara.


Tjhia Yen Nie | Sobat Media

Foto: Unsplash/Anthony

Exit mobile version