Perselisihan Paulus dan Barnabas


7 November 2022,
(Kis. 15:35-41),
”Paulus dan Barnabas tinggal beberapa lama di Antiokhia. Mereka bersama-sama dengan banyak orang lain mengajar dan memberitakan firman Tuhan. Beberapa waktu kemudian berkatalah Paulus kepada Barnabas, ’Baiklah kita kembali kepada saudara-saudara kita di setiap kota, di mana kita telah memberitakan firman Tuhan, untuk melihat, bagaimana keadaan mereka.’ Barnabas ingin membawa juga Yohanes yang disebut Markus; tetapi Paulus dengan tegas berkata bahwa tidak baik membawa serta orang yang telah meninggalkan mereka di Pamfilia dan tidak mau turut bekerja bersama-sama dengan mereka.”
Sejak mendapatkan jawaban dari sidang di Yerusalem, jemaat Antiokhia bertumbuh dan berkembang baik. Paulus dan Barnabas, juga banyak nabi dan pengajar, mengajar dan memberitakan firman Tuhan. Situasi yang semakin baik itu membawa Paulus pada perjalanan misi yang kedua. Dan sebagaimana biasa dia mengajak rekan seperjalanan dalam misi pertama: Barnabas.
Perbedaan pendapat muncul karena Barnabas ingin membawa Markus, kemenakannya, yang pernah bersama mereka dalam perjalanan misi pertama, namun di Pamfilia tidak menuntaskan tugas misinya. Itu yang tidak disetujui Paulus. Mungkin saja bagi Paulus, Markus hanya akan menjadi beban nantinya. Bagaimana jika dia mengulangi perbuatannya?
Akan tetapi, bagi Barnabas penting untuk mengajak Markus karena percaya bahwa Markus sudah berubah. Barnabas yakin Markus sudah belajar dari kesalahan yang pertama. Dan karena itulah dia bersikukuh mengajak Markus.
Lukas mencatat dalam Alkitab Bahasa Indonesia Masa Kini: ”Maka Paulus dan Barnabas bertengkar keras sehingga akhirnya mereka berpisah: Barnabas mengambil Markus dan berlayar dengan dia ke Siprus. Paulus memilih Silas lalu berangkat dengan dia setelah saudara-saudara yang di Antiokhia itu menyerahkan mereka kepada rahmat Tuhan. Mereka pun mengelilingi Siria dan Kilikia; di sana mereka menguatkan jemaat-jemaat.”
Ya, mereka bertengkar keras. Masing-masing bersikukuh pada pendapatnya. Tentu saja baik Paulus maupun Barnabas punya alasan yang kuat. Dan semua alasan itu benar. Hanya memang tim misionaris itu pun pecah.
Keduanya, baik Paulus maupun Barnabas, sama-sama punya pendapat. Keduanya orang baik dan tulus. Tampaknya mereka berdua tak mau memaksakan keinginannya. Sepertinya mereka saling menghargai. Kelihatannya mereka sepakat untuk tidak sepakat. Dan karena itulah perpisahan merupakan jawaban terbaik.
Bisa saja, saat itu, banyak warga jemaat yang menyesalkan pertikaian di antara Paulus dan Barnabas. Namun, yang pasti ada dua tim misi dari jemaat Antiokhia. Dan sepertinya Allah mengizinkannya terjadi. Bagaimanapun Injil diberitakan.
Yoel M. Indrasmoro
Tangan Terbuka Media
Klik tautan di bawah ini untuk mendengarkan versi audio.
Sumber Foto: Unsplash/Anne Nygard