Site icon Tangan Terbuka Media

Pilihlah Kehidupan

”Berserulah kepada-Ku, maka Aku akan menjawab engkau dan akan memberitahukan kepadamu hal-hal yang besar dan yang tidak terpahami, yakni hal-hal yang tidak kauketahui” (Yer. 33:3).

Masa Natal dan Tahun Baru biasanya diikuti dengan perayaan. Pergi ke gereja, menyanyi dengan lilin, lalu diakhiri dengan malam perayaan pergantian tahun. Berbagai resolusi dan harapan menambah jumlah wish list untuk tahun yang baru. Akan tetapi, berkaca pada tahun-tahun sebelumnya, khususnya tahun yang baru saja dilewati, kehidupan tetap sama saja. Ada hal yang menyenangkan, berbagai pencapaian, dan hal yang mengecewakan (jika ingin dilihat sebagai sebuah kegagalan). Lalu di awal tahun ini, kehidupan seperti awal tahun yang lalu lagi. Berharap lagi tahun ini akan ada lebih banyak kemenangan, sukacita, berkat, dan lain sebagainya—seperti maunya kita.

Saya berani bertaruh akhir tahun depan kita akan mengalami keadaan yang sama lagi. Melimpahkan harapan-harapan di tahun-tahun yang kemudian. Keadaan ini seperti seekor tikus yang berlari di sebuah lingkaran mirip roda, ia berlari terus, tetapi tak pernah beranjak dari tempat asalnya. Jika demikian, lalu apa yang menjadi perenungan bagi kita? Jika semua sepertinya sama saja.

Tuhan yang tahu segalanya mengajak kita yang sok tahu untuk berseru kepada-Nya. Ini seperti seorang kekasih yang sudah kita anggap mantan, tetapi dia tetap tidak pernah menganggap kita sebagai mantan; selalu rindu untuk meminta kita kembali lagi menjadi kekasihnya. Demikianlah Tuhan. Kerinduan Tuhan yang menanti lagi adanya sebuah hubungan yang akrab dan personal menjadikan hidup kita—yang kita rencanakan dengan hebat di tiap tahun—tidak sia-sia, bisa menjadi hidup yang penuh; hidup yang benar-benar hidup.

Tuhan ingin menjawab kita dengan hal-hal yang besar dan tak terpahami, hal hal yang tidak kita ketahui, jika kita berseru kepada-Nya dan memulai suatu hubungan baru lagi dengan-Nya. Apakah kita tidak bosan mencoba menjalani kehidupan dengan cara kita sendiri? Dengan merencanakan segala sesuatu dengan cara pandang, pengalaman, dan kata hati kita lagi? Mencoba berharap dan memohon dalam doa sesuatu yang kita inginkan menurut rencana kita. Saat tidak diberikan, kita kecewa. Saat diberikan pun, kita tidak puas. Bukankah pada awal tahun kita mulai lagi menambah banyak daftar keinginan dan harapan kita? Jika hidup didasarkan oleh segala sesuatu yang kita ketahui saja, yang kita pahami saja, yang kita antisipasi saja, bukankah betapa miskinnya kehidupan?

Untuk itulah Tuhan berseru kepada Yeremia yang hidupnya—dilihat dari cara pandang dunia—miskin, terpenjara, tanpa istri apalagi anak, terpinggirkan, tetapi tetap menyerukan Kabar Baik dari Tuhan, yakni Tuhan ingin kita memiliki lagi hubungan yang akrab dengan Dia. Berserulah lagi kepada-Ku, Tuhan tidak bosan mengatakannya kepada kita. Ia tahu bahwa hanya dengan adanya hubungan yang sehat dan akrab dengan-Nya, maka hidup sesungguhnya sedang dimulai. Bukan hanya hidup, tetapi kehidupan.

Ucok Gultom | Peserta Write The Vision (Gel. I)

Gambar: Istimewa

Exit mobile version