Kekristenan yang kaku, dingin, berjarak, dan menghakimi jelas tidak relevan lagi bagi pergumulan dunia hari ini. Dunia modern membutuhkan keramahan yang merupakan cerminan kehadiran Tuhan. Keramahan adalah ciri kekristenan.
Dalam tradisi kekristenan, keramahan bukan hanya soal menyajikan makanan atau menyediakan tempat tidur, mengundang orang datang ke pesta. Keramahan adalah tindakan sakral—momen ketika Tuhan hadir dalam interaksi antara tuan rumah dan tamu. Akan tetapi, sekarang keramahan sering kali hanya jadi formalitas kaku, basa-basi kosong, dan jauh dari makna yang sebenarnya.
Keramahan seharusnya menjadi bentuk perlawanan terhadap ketidakpedulian yang semakin merajalela di kehidupan kita. Keramahan adalah kebalikan langsung dari kekejaman. Bukan cuma karena keramahan memberi tempat bagi yang tersisih, tetapi juga karena ia melawan dunia yang sering kali lupa pada mereka yang disisihkan.
Buku ini mengajak pembaca untuk menghidupi keramahan tersebut sebagai gaya hidup yang countercultural dan dengan demikian ia menjadi sebuah kesaksian bagi dunia yang membutuhkan keselamatan. Para rohaniwan, aktivis, dan semua orang Kristen akan sangat teberkati oleh buku ini.
Judul: Keramahan
Ukuran: 14×21 cm
Pengarang: Yawan Yafet, Aldi Darmawan, Andre Pandilih, Berna Aditya, Chandra Kurnia
Gideon Gunothama, Imanuel Soleman, Stepanus, Timotius Tabe

