Sabda-Mu Abadi | 19 Desember 2023 | Yak. 2:5-12
Bagi Yakobus aneh rasanya jika para pembaca suratnya lebih menghormati orang kaya ketimbang orang miskin karena umat milik Allah sebagian besar adalah miskin secara duniawi. Sejatinya hanya orang miskinlah yang biasanya lebih menggantungkan dirinya kepada Allah saja. Sedangkan orang kaya masih bisa mengandalkan kekayaannya.
Oleh karena itu, Yakobus mewanti-wanti umat Allah untuk tidak menghormati orang karena kekayaannnya. Namun, tentu saja, tidak berarti pembaca suratnya diminta untuk membenci orang kaya. Bukan itu penekanan Yakobus. Yang ditekankan adalah jangan sampai melakukan pembedaan. Atau, di satu sisi pembaca suratnya melakukan banyak yang baik, namun ternyata masih ada sikap membedakan dalam hati mereka.
Selanjutnya, Yakobus menulis: ”Sebab, siapa saja yang menuruti seluruh hukum itu, tetapi tersandung dalam satu bagian saja, ia bersalah terhadap seluruhnya. Sebab, Ia yang mengatakan, ’Jangan berzina’, Ia mengatakan juga, ’Jangan membunuh’. Jadi, jika kamu tidak berzina tetapi membunuh, maka kamu menjadi pelanggar hukum juga” (Yak. 2:10-11)
Hukum Tuhan itu satu kesatuan, tak terpisahkan. Tak bisa orang melakukan yang satu, namun melanggar yang lain. Ketika seorang melakukan sedikit saja kejahatan, semua kebaikan yang dia lakukan menjadi sia-sia belaka. Di mata Allah, dia bersalah. Ia tidak bisa berdalih.
Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media
Klik tautan di bawah ini untuk mendengarkan versi audio:
Foto: Unsplash/A. Irman