Site icon Tangan Terbuka Media

Semangat Hidup

”Saya dulu bisa melompati lingkaran api. Teman-teman heran melihat saya,” kenang seorang Bapak pascaoperasi amputasi kaki. Tak sedikit pun amarah tebersit di wajahnya. Dia hanya mengenang masa-masa ketika dia dapat menggunakan kakinya dengan optimal. Begitu tegarnya dia menghadapi kenyataan itu. Direlakannya kedua kakinya.

Ketabahannya membuat saya kagum. Bagi saya, dia adalah pribadi yang kuat. Bahkan perawat di rumah sakit pun mengakuinya. Berdasarkan pengalamannya, tak sedikit pasien—dengan kondisi sama—yang mengeluh dan marah atas keadaan yang menimpanya. Mereka tidak mampu menerima apa yang terjadi. Namun, Bapak ini berbeda. Sekali lagi, Bapak ini membuat orang di sekitarnya takjub dengan sikapnya.

Berkait kenyataan hidup, yang dapat kita lakukan adalah menerima dan menjalaninya. Menyesali apa yang telah terjadi hanya akan melemahkan. Kehilangan kedua kaki tentu amat menyakitkan. Namun, sikap Bapak tadi melampaui rasa sakitnya. Baginya, hidup itu sendiri adalah hal yang patut disyukuri. Setidaknya itulah yang saya lihat ketika dia melahap makanannya. Dia punya semangat hidup yang tinggi.

Ya, memiliki semangat hidup itu penting. Apalagi ketika Tuhan masih menganugerahkan hidup kepada kita. Meskipun hidup itu sendiri tak lepas dari tantangan, tetapi semangat membuat kita mampu menjalaninya. Semangat membuat hidup kita lebih hidup. Pada titik ini semangat lebih penting daripada makanan atau minuman.

Citra Dewi SiahaanTangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media

Foto: Dim Hou

Exit mobile version