Sesudah Kematian Musa
Sabda-Mu Abadi | 24 September 2023 | Yos. 1:1
”Sesudah kematian Musa, hamba TUHAN itu.” Kitab Yosua dibuka dengan sebuah realitas: Musa telah mati. Bagi kita, pembukaan macam begini mungkin tidak signifikan. Namun, bagi bangsa Israel, itu merupakan masalah besar. Sebab, Musalah pemimpin dan sekaligus pendiri Israel.
Musa bukan pribadi sembarangan. Namanya pun unik, artinya ”yang ditarik dari air”. Mungkin dialah satu-satunya bayi laki-laki Ibrani yang selamat sewaktu Firaun memerintahkan untuk membuang semua bayi laki-laki orang Ibrani ke sungai Nil. Berkat strategi Yokhebet, ibunya, dan Miryam, kakaknya, Musa diselamatkan oleh Puteri Firaun.
Tak hanya menyelamatkan Musa, dia mengangkat Musa sebagai anak. Itulah yang menyebabkan Musa menikmati fasilitas putera mahkota selama 40 tahun. Mudah ditebak Musa menikmati fasilitas pendidikan terbaik Mesir. Di antara seluruh Israel, bisa dipastikan hanya Musalah yang berkesempatan secara maksimal mengembangkan intelektualnya.
Selain pendidikan tinggi Mesir, Musa juga pernah mengenyam pendidikan tinggi di universitas terbuka, dalam arti sebenarnya, saat menggembalakan kambing domba Yitro. Lamanya pun sama: 40 tahun.
Dengan demikian, Musa tak hanya mengalami saat kelimpahan, juga paceklik. Selain pernah memiliki hak istimewa didengar semua orang Mesir, ia pernah mengalami hanya kambing dan domba yang mendengarkan perintahnya. Ia merasakan apa artinya kelebihan, juga kekurangan. Musa juga pernah merasakan getirnya hidup sebagai pelarian.
Dan 40 tahun berikutnya Musa menjadi pemimpin Israel. Sebagai pemimpin, siapa yang bisa menandingi ketulusannya? Meski pernah tidak sabar, sejarah mencatat bahwa Musa begitu sabar terhadap umat Israel, yang sering plinplan.
Musa pun memiliki gelar yang cukup unik: hamba TUHAN. Penulis Kitab Yosua menyatakan bahwa Musa adalah hamba TUHAN. Di sinilah rahasia keberhasilan Musa. Semasa hidupnya, Musa setia kepada Allah. Kesetiaannya tiada tanding. Itulah yang diakui bangsa Israel. Sejatinya kematian Musa merupakan saat krisis bagi Israel.
Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media
Klik tautan di bawah ini untuk mendengarkan versi audio: