Semua baik… sungguh teramat baik… Kau jadikan hidupku berarti….
Masih ingatkah kita penggalan lagu ini? Dalam situasi yang nyaman, lirik lagu ini lebih mudah dinikmati. Akan tetapi, bagaimana jika kita sedang diperhadapkan pada situasi yang sulit? Apakah kita dapat menikmati lagu ini dan dapat menyatakan bahwa ”semua baik”? Momen yang sulit sering kali membuat banyak orang limbung dan linglung. Alih-alih mengingat kebaikan Tuhan, tidak jarang justru melalaikan pesan-pesan Tuhan bahkan menjauh dari-Nya kemudian jatuh dalam keterpurukan.
Tuhan tidak pernah salah ketika Dia mengizinkan kita menghadapi situasi yang tidak nyaman. Saat kekalahan demi kekalahan terjadi, Tuhan membentuk kita untuk belajar rendah hati. Kegagalan-kegagalan yang pernah kita lalui mengajarkan kita untuk mau belajar dan mengevaluasi diri. Ketika difitnah kita belajar tentang mengampuni. Ketika sedang diperhadapkan pada lingkungan yang ”toksik” kita disadarkan perlunya hidup dalam pertobatan dan kesucian diri. Menghadapi pribadi sulit mengajarkan kepada kita kesabaran.
Dalam setiap musim kehidupan Tuhan senantiasa hadir dan menyertai sehingga kita dimampukan untuk melihat segala sesuatu dari sudut pandang-Nya. Dengan melekat kepada Tuhan kita memperoleh harapan, kekuatan, hikmat, sukacita dan damai sejahtera. Sering kali Tuhan membentuk karakter kita dengan cara-Nya yang kreatif. Bersyukur atas segala peristiwa yang diizinkan terjadi dalam kehidupan kita, karena melaluinya Tuhan sedang membentuk kita untuk siap menerima rencana yang indah yang Tuhan telah sediakan sehingga kita dapat merasakan kebaikan Tuhan dan mengatakan bahwa semua baik.
Melihat setiap persoalan dari sudut pandang manusia sering membuat kita kecewa. Namun, jika kita melihat segala sesuatu dari sudut pandang Tuhan, maka semua sungguh teramat baik.
Yudi Hendro Astuti | Sobat Media
Foto: Unsplash/Aaron Burden