Sabda-Mu Abadi | 22 Desember 2025 | Mat. 24:1-2
”Setelah Yesus keluar dari Bait Allah, datanglah murid-murid-Nya dan mengarahkan perhatian-Nya kepada bangunan-bangunan Bait Allah. Ia berkata kepada mereka, ’Kamu melihat semuanya itu? Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Tidak satu batu pun di sini akan dibiarkan di atas batu yang lain; semuanya akan diruntuhkan.”
Sepertinya, itu jugalah yang dikisahkan para penulis Injil lain, para murid Yesus begitu mengagumi keberadaan Bait Allah. Itu sungguh wajar. Sejarawan Yahudi Yosefus, sebagaimana dikutip William Barclay dalam bukunya, menulis: ”Wajah lahiriah Bait Alllah di bagian depannya tidak menghendaki lain selain dari perasaan kekaguman baik untuk akal manusia maupun matanya, karena ia ditutup semuanya dengan lempengan-lempengan emas dengan bobot yang berat, dan, pada saat matahari terbit, lempengan-lempengan itu membiaskan kembali warna-warna yang indah….” Ya, Bait Allah itu dilapisi emas. Tak sekadar indah, juga mahal.
Namun, Sang Guru menyatakan bahwa Bait Allah itu akan hancur. Dan itu pulalah yang terjadi. Pada tahun 70 Bait Allah hancur lebur di tangan Jendral Titus.
Apa yang kita bisa pelajari? Pertama, janganlah perhatian, apa lagi harapan, kita tumpukan pada apa yang terlihat. Semua itu fana. Baiklah kita menggantungkan diri kita kepada Allah saja.
Bait Allah memang simbol kehadiran Allah di dunia ini. Namun, Bait Allah tak mungkin menggantikan Allah. Allahlah yang semestinya menjadi tempat kita sepenuhnya bergantung. Sebab, Ia kekal adanya. Oleh karena itu, menggantungkan harapan kita kepada Dia sungguh logis.
Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media Anda
Silakan klik tautan berikut untuk mendengarkan siniar Sabda-Mu Abadi:
n.b.: Dukung pelayanan digital kami via BCA-3423568450-Tangan Terbuka Media!

