Site icon Tangan Terbuka Media

Buka Mata dan Telinga

12 September 2022
(Kis. 3:1-10)

Kisah penyembuhan si lumpuh memperlihatkan juga pentingnya bagi kita untuk membuka mata dan telinga. Untuk menyaksikan dan mendengarkan apa yang tidak indah di dunia yang indah ini. Jangan tutup mata, apalagi telinga.

Sebenarnya, kita tak mungkin menutup telinga. Berbeda dengan mata, telinga tidak mempunyai kelopak yang dapat digerakkan. Namun, terkadang, bahkan sering, orang mendengarkan apa yang ingin dia dengarkan. Itu persoalan besar di bumi manusia ini. Kebanyakan orang ingin mendengar hanya yang ingin dia dengar.

Kedua murid Yesus itu berbeda dengan orang kebanyakan. Mereka menyaksikan si lumpuh yang terbaring, dan mendengarkan apa yang dikatakannya. Penglihatan dan pendengaran yang baik akan menolong kita untuk lebih mampu melihat senjang antara apa yang ada dan apa yang seharusnya. Penglihatan dan pendengaran yang baik akan memampukan kita pula untuk menggerakkan organ tubuh lainnya, sehingga mengubah mimpi menjadi kenyataan.

Petrus menggunakan mulutnya. Dia berkata, ”Lihatlah kepada kami.” Orang itu pun menatap mereka dengan harapan akan mendapat sesuatu. Orang lumpuh itu melihat Petrus dan Yohanes. Demikianlah kenyataannya. Namun, kenyataan lainnya: Petrus dan Yohanes juga melihat orang tersebut.

Dan kenyataan inilah yang membuat murid itu semakin memahami kebutuhan orang tersebut. Mereka semakin memahami harapan yang terkandung dalam diri orang tersebut. Mereka semakin tahu apa yang sesungguhnya dibutuhkan. Dia memang butuh sedekah. Namun, dalam hatinya yang paling dalam, yang dibutuhkannya lebih dari sedekah. Petrus tahu itu. Sehingga dia mengharapkan pertolongan Allah agar si lumpuh berjalan.

Tampaknya, kita perlu belajar untuk melihat kebutuhan dasar dalam diri seseorang. Jangan asal memberi! Pemberian itu kemungkinan besar hanya memiliki manfaat jangka pendek. Kita harus sungguh-sungguh memahami apa yang dibutuhkan.

Itulah yang dilakukan Petrus dan Yohanes. Mereka bisa saja memberi sedekah. Atau, mendorong orang untuk memberi sedekah. Namun, hal itu tidak menjawab harapan terdalam si lumpuh. Sebab, bagaimanapun, dia tetap lumpuh.

Yoel M. Indrasmoro
Tangan Terbuka Media

Klik tautan di bawah ini untuk mendengarkan versi audio.

Exit mobile version