Sabda-Mu Abadi | 16 Desember 2024 | Mrk. 6:51b-52
”Mereka sangat tercengang, sebab mereka belum juga mengerti tentang roti itu, dan hati mereka tetap degil.”
Catatan penulis Injil Markus menarik disimak: hati para murid tetap degil. Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan kata ”degil” tidak mau menuruti nasihat orang; keras kepala; kepala batu.
Dengan kata lain, para murid digambarkan sebagai orang yang tidak belajar dari pengalaman. Baru saja mereka merasakan bagaimana Yesus peduli dan memberi makan lima ribu orang laki-laki, tetapi dalam situasi to be not to be ’hidup atau mati’, mereka malah menganggap Yesus bukan Tuhan, tetapi hantu.
Dalam Alkitab Bahasa Indonesia Masa Kini tertera: ”Pengikut-pengikut Yesus heran sekali. Keajaiban dengan lima buah roti itu belum lagi dipahami oleh mereka. Sukar bagi mereka untuk mengerti.”
Apa yang bisa kita pelajari dari kisah ini? Sejatinya masalah percaya itu memang bukan urusan kita sendirian. Kita membutuhkan Tuhan yang menolong kita untuk percaya. Dengan pengetahuan dan pengalaman kita sendiri memang tak mudah bagi kita untuk percaya. Karena itu, kita perlu memohon kepada Allah agar mencelikkan mata hati kita agar tetap percaya bahwa Allah itu kasih adanya. Dan kita tak mungkin binasa!
Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media
Silakan klik tautan berikut ini untuk mendengarkan versi siniar: