Sabda-Mu Abadi | 24 November 2025 | Mat. 20:17-19
”Ketika Yesus dalam perjalanan ke Yerusalem, Ia memanggil kedua belas murid-Nya tersendiri dan berkata kepada mereka di tengah jalan, ’Sekarang kita pergi ke Yerusalem dan Anak Manusia akan diserahkan kepada imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, dan mereka akan menjatuhi hukuman mati kepada-Nya. Mereka akan menyerahkan Dia kepada bangsa-bangsa lain, supaya Ia diolok-olok, dicambuk, dan disalibkan, tetapi pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan.’”
Ini kali ketiga Yesus memberitahukan perihal penderitaan-Nya. Tak ada komentar apa pun dari para murid. Bisa jadi mereka telah terbiasa dengan curhatan Sang Guru. Bisa jadi mereka juga enggak mau disebut Iblis sebagaimana Petrus. Mereka menerima pemberitahuan itu. Meski mungkin tak begitu mengerti, juga sulit menerima, mereka merasa lebih baik diam.
Sejatinya diam merupakan tindakan logis. Jika memang belum begitu memahami, keheningan akan membuat mereka menyediakan ruang untuk membiarkan suara Yesus terus terngiang dalam batin. Suara itu sendiri pada gilirannya akan menguasai batin. Ini menjadi penting. Bukan suara manusia, tetapi suara Yesus yang menguasai batin.
Cara begini sejatinya logis dan perlu kita terapkan dalam kehidupan kita sebagai hamba Yesus Kristus. Jika kita mengakui diri sebagai hamba, perlulah suara Yesus Kristus, dan bukan suara kita yang menguasai hati dan pikiran kita. Dan semuanya dimulai dengan diam.
Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media Anda
Berikut tautan untuk mendengarkan siniar Sabda-Mu Abadi:
n.b.: Dukung pelayanan digital kami via BCA-3423568450-Tangan Terbuka Media!

