Sabda-Mu Abadi | 13 April 2023 | Rm. 12:16
”Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita, dan menangislah dengan orang yang menangis!”
Paulus mengajak pembaca suratnya untuk peka terhadap situasi sekitar. Orang Jawa menyebutnya empan papan. Artinya, kita mesti tahu menempatkan diri. Jika tidak, mungkin kita akan malu sendiri.
Kita punya peribahasa: ”Di kandang kambing mengembik, di kandang harimau mengaum.” Bayangkan jika di kandang kambing kita mengaum, pastilah kita akan ditinggalkan orang. Kalau di kandang harimau mengembik, mungkin kitalah yang ketakutan.
Namun, tentu saja, Paulus tak hanya bicara soal etika. Tampaknya ia hendak mengatakan bahwa itulah praktik nyata kasih kepada sesama. Bayangkan, jika ada teman yang merayakan kelulusannya, lalu kita datang dengan muka sedih, tentu suasananya jadi tak menyenangkan. Teman kita mungkin jadi berkurang rasa gembiranya. Atau, teman-teman yang lain kemungkinan besar jadi bingung bagaimana harus bersikap.
Namun, jika dalam ibadah perkabungan kita malah ketawa-ketiwi, orang lain akan menganggap kita kurang ajar. Dan teman yang berduka kemungkinan besar menjadi sakit hati. Melalui nasihat ini, Paulus mengajak warga jemaat di Roma untuk berempati. Empati berarti berada dalam penderitaan orang lain.
Sekali lagi, kita mesti peka terhadap situasi di mana kita berada. Hanya dengan itulah kita akan mampu menjadi sesama baik bagi yang bersukacita maupun yang berdukacita.
Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media me
Foto: Roman D. | Unsplash
Klik tautan berikut untuk mendengarkan audio: