1 Oktober 2022,
(Kis. 8:5-8),
”Filipus pergi ke suatu kota di Samaria dan memberitakan Mesias kepada orang-orang di situ. Ketika orang banyak itu mendengar pemberitaan Filipus dan melihat tanda-tanda yang diadakannya, mereka semua memperhatikan dengan sepenuh hati apa yang diberitakannya itu. Sebab dari banyak orang yang kerasukan roh jahat keluarlah roh-roh itu sambil berseru dengan suara keras, dan banyak juga orang lumpuh dan orang timpang yang disembuhkan.”
Catatan Lukas ini menarik disimak. Setelah bicara soal penganiayaan terhadap jemaat di Yerusalem, dan bagaimana penganiayaan itu membuat para pengikut Kristus tersebar, Lukas merasa perlu menyelipkan kisah soal Filipus. Mengapa?
Lukas sepertinya memahami bahwa keberadaan Filipus di Samaria adalah merupakan penggenapan dari perintah Yesus kepada para murid-Nya: ”Tetapi kamu akan menerima kuasa bilamana Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.”
Samaria mendapatkan tempat dalam hati Sang Guru karena orang Yahudi dan orang Samaria memang tidak pernah akur, bahkan cenderung bermusuhan. Orang Yahudi merasa diri sebagai umat pilihan Allah yang murni, sehingga sering mengejek atau menghindari orang samaria yang dianggap tidak secara ketat menjalankan Taurat.
Filipus tahu Sang Guru semasa hidup di dunia juga mengasihi orang Samaria, sehingga dia memberitakan Mesias kepada orang-orang Samaria. Dengan kata lain—mungkin itu juga yang membuat orang-orang Samaria heran—Filipus tidak menganggap dirinya lebih tinggi dari orang-orang Samaria. Namun, dia juga percaya bahwa orang-orang Samaria juga membutuhkan Kristus.
Yoel M. Indrasmoro
Tangan Terbuka Media
Klik tautan di bawah ini untuk mendengarkan versi audio.