Sabda-Mu Abadi | 15 Juli 2025 | Mat. 5:13a, 14a
”Kamu adalah garam dunia. Kamu adalah terang dunia.”
Garam dunia dan terang dunia. Demikianlah predikat yang disematkan Yesus kepada para murid-Nya. Baik kata garam maupun terang dikaitkan dengan satu kata yang sama, yakni dunia. Ini berarti para murid Yesus diingatkan agar mereka senantiasa berurusan dengan dunia, tempat di mana mereka berada. Mereka tidak diminta membenci dunia atau melarikan diri dari dunia, namun sungguh-sungguh mau mengarahkan dirinya pada dunia. Sebagaimana Allah mengasihi dunia ini, umat-Nya pun diminta untuk mengasihi dunia, tempat mereka tinggal.
Kasih kepada dunia inilah yang akan memampukan para murid untuk menjadi garam dan terang. Menjadi garam dunia berarti berusaha menyelamatkan dunia dari kebusukan. Dengan kata lain, tidak menghancurkan, tetapi mengawetkan apa yang sudah baik itu. Artinya, tidak semua hal di dunia ini buruk.
Menjadi terang berarti siap menjadi pandu bagi dunia sekitarnya, sehingga banyak orang dimampukan untuk mengambil jalan yang terbaik bagi mereka. Baik menjadi garam maupun terang tidak akan mungkin terjadi jika tidak ada keinginan untuk mengasihi dunia.
Siapa yang sanggup menjadi garam dan terang dunia? Sejatinya, bagian Alkitab ini memang terkait erat dengan ucapan bahagia yang diucapkan Yesus sebelumnya. Sehingga, hanya orang-orang seperti itulah (yang miskin di hadapan Allah, yang berdukacita, yang lemah lembut, yang lapar dan haus akan kebenaran, yang berbelaskasihan, yang suci hatinya, yang membawa damai, yang dianiaya oleh sebab kebenaran, yang dianiaya karena kebenaran) yang akan mampu menjadi garam dan terang dunia.
Jadi, memang bukan orang sembarangan. Orang-orang yang hidup sebagai murid Yesuslah yang layak disebut garam dan terang dunia.
Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media Anda
Berikut tautan untuk mendengarkan siniar Sabda-Mu Abadi:
n.b.: Dukung pelayanan digital kami via BCA-3423568450-Tangan Terbuka Media Anda!