Site icon Tangan Terbuka Media

Garam Dunia

Sabda-Mu Abadi | 12 Juli 2025 | Mat. 5:13a

”Kamu adalah garam dunia.”

Seorang murid bertanya kepada Kung Fu Tse, ”Guru, semakin lama kita hidup dan semakin banyak kita belajar, kita akan semakin banyak mengetahui. Dari sekian banyak hal itu, apa yang paling perlu kita pelajari dan ketahui?” Dengan tenang Kung pun menjawab, ”Li.” Demikianlah percakapan antara guru dan murid yang direkam oleh Andar Ismail dalam bukunya Selamat Menabur.

Menurut Kung Fu Tse, filsuf Cina yang hidup pada abad ke-5 sebelum Kristus, yang paling penting dalam hidup seorang manusia ialah mengetahui dan menjalankan li. Li dapat diartikan sebagai peran yang sesuai dengan hakikat, perilaku yang pantas, atau sikap hidup yang patut. Dan setiap orang mempunyai sedikitnya satu li.

Misalnya, li seorang majikan adalah mengupayakan kesejahteraan karyawannya sebaik mungkin, sedangkan li seorang karyawan ialah berdedikasi dengan kinerja setinggi mungkin. Li istri adalah menjadi penolong yang sepadan suaminya, dan li seorang suami adalah mengasihi dan melindungi istrinya.

Dalam khotbah di Bukit Yesus menegaskan bahwa para murid-Nya adalah garam dunia. Hakikat garam adalah rasanya. Pada waktu mendengar kata ”garam” yang ada di benak kita biasanya bukanlah bentuk garam itu, tetapi rasa asinnya. Sama halnya saat kita mendengar kata ”gula”, yang terbayang di benak biasanya rasa manis.

Rasa asin itulah li dari garam. Dan fungsi garam ialah menggarami, atau memberikan rasa asin. Ketika garam telah kehilangan rasa asinnya, dia akan kehilangan fungsinya untuk menggarami. Dan yang digarami adalah dunia.

Karena itu, janganlah minder, meski kita minoritas dalam jumlah. Agaknya, inilah persoalan besar yang menggelayuti kebanyakan orang Kristen Indonesia. Mereka merasa sedikit dalam jumlah, sehingga mereka belum-belum sudah berpikir tidak akan mendapat tempat di negara ini. Ingatlah, sabda Yesus tadi bahwa kita adalah garam dunia.

Garam memang tidak pernah dibutuhkan dalam jumlah besar. Untuk sepanci sayur asem, kita hanya membutuhkan satu sendok teh garam saja. Lebih dari itu, sayur asin namanya. Ya, kita tak perlu minder karena Yesuslah yang menyebut kita garam dunia.

Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media Anda

Berikut adalah tautan untuk mendengarkan siniar Sabda-Mu Abadi:

Foto: churchofjesuschrist

n.b.: Dukung pelayanan digital kami via BCA-3423568450-Tangan Terbuka Media Anda!

Exit mobile version