Sabda-Mu Abadi | 20 September 2024 | Kel. 33:7-11
”Musa biasanya mengambil kemah dan memasangnya di luar perkemahan, jauh dari perkemahan itu. Ia menamainya Kemah Pertemuan. Setiap orang yang mencari TUHAN akan pergi ke Kemah Pertemuan yang berada di luar perkemahan itu. Setiap kali Musa pergi ke Kemah Pertemuan itu, seluruh bangsa bangkit, masing-masing berdiri di pintu kemahnya. Mereka mengamati Musa sampai ia masuk ke dalam Kemah itu. Ketika Musa masuk ke dalam Kemah itu, turunlah tiang awan dan berhenti di pintu Kemah itu, lalu TUHAN berbicara dengan Musa. Setiap kali seluruh bangsa itu melihat tiang awan berhenti di pintu Kemah itu, mereka bangkit dan sujud menyembah masing-masing di pintu kemahnya. TUHAN berbicara dengan Musa berhadapan muka seperti seseorang berbicara dengan temannya.”
Kemah Pertemuan adalah sarana bagi umat Allah untuk bertemu dengan Allah. Dan Musa menjadi wakil Allah untuk berkomunikasi dengan Allah.
Menarik diperhatikan, setiap kali Musa hendak ke Kemah Pertemuan, seluruh bangsa itu berdiri di pintu kemah mereka masing-masing dan terus memperhatikan Musa sampai ia masuk ke dalam Kemah Pertemuan itu. Dan ketika tiang awan turun dan berhenti di pintu Kemah, setiap orang Israel sujud menyembah.
Penyembahan sungguh logis karena Allah telah menyelamatkan Israel dari Tanah Mesir. Tak hanya itu, Ia juga mencukupkan kebutuhan mereka di padang gurun. Tentu saja, tak hanya tindakan fisik, tetapi menyembah dalam batin.
Menarik disimak, Allah berbicara dengan Musa seperti seseorang berbicara dengan sahabatnya. Allah sejatinya selalu ingin berkomunikasi dengan manusia. Sayangnya dosa membuat manusia, jika tidak takut dihukum, malah menjadikan Allah sebagai seteru.
Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media
Silakan klik tautan berikut ini untuk mendengarkan Sabda-Mu Abadi dalam versi siniar: