Site icon Tangan Terbuka Media

Kepala Pasukan

Sabda-Mu Abadi | 16 Desember 2022

(Kis. 21:31-36)

”Sementara mereka berupaya untuk membunuh dia, sampailah kabar kepada kepala pasukan bahwa seluruh Yerusalem gempar. Kepala pasukan itu segera bergerak dengan prajurit-prajurit dan perwira-perwira dan mendapatkan orang banyak itu. Ketika mereka melihat dia dan prajurit-prajurit itu, berhentilah mereka memukul Paulus. Kepala pasukan itu mendekati Paulus, menangkapnya dan menyuruh mengikat dia dengan dua rantai, lalu bertanya siapa dia dan apa yang telah diperbuatnya. Tetapi dari antara orang banyak itu ada yang meneriakkan kepadanya ini, ada pula yang meneriakkan itu. Karena keributan itu ia tidak dapat mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Sebab itu ia menyuruh membawa Paulus ke markas” (Kis. 21:31-34).

Catatan Lukas ini memperlihatkan bahwa segala yang ada di bawah kolong langit berada dalam kendali Allah. Dalam kerusuhan di Yerusalem Allah menggerakkan kepala pasukan untuk bertindak seturut dengan tugasnya. Bisa saja orang beranggapan bahwa dia sekadar menjalankan kewajibannya, namun kita juga tahu tak sedikit orang yang tidak mau menjalankan kewajibannya.

Atau, meski kepala pasukan itu hanya menunaikan tugas, sejatinya dia memang sedang menjadi alat Allah dalam mengatur keamanan dan ketertiban. Itu jugalah yang dinyatakan Paulus dalam suratnya kepada Jemaat di Roma: ”Karena pemerintah adalah hamba Allah untuk kebaikanmu. Tetapi jika engkau berbuat jahat, takutlah kepadanya, karena tidak percuma pemerintah menyandang pedang. Pemerintah adalah hamba Allah untuk membalaskan murka Allah atas mereka yang berbuat jahat” (Rm. 13:4).

Apa yang dilakukan kepala pasukan—yang kita tidak ketahui namanya—telah membebaskan Paulus dari pembunuhan. Allah memang belum berkehendak Paulus mati di Yerusalem. Ia ingin Paulus memberitakan Injil di Roma.

Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media

Klik tautan di bawah ini untuk mendengarkan versi audio:

Sumber Foto: Unsplash/Olivier LM

Exit mobile version