14 Oktober 2022,
(Kis. 10:1-8),
”Di Kaisarea ada seorang laki-laki yang bernama Kornelius, seorang perwira pasukan yang disebut pasukan Italia. Ia saleh, ia beserta seisi rumahnya takut akan Allah dan ia memberi banyak sedekah kepada umat Yahudi dan senantiasa berdoa kepada Allah.”
Kornelius bukan orang sembarangan. Dia adalah nama seorang perwira pasukan Romawi dari Kaisarea, di Palestina. Pasukan Italia, termasuk dirinya, adalah pasukan warga negara Roma yang kedudukannya di Siria pada abad pertama Masehi diteguhkan dengan prasasti. Dengan kata lain, pasukannya cukup terkenal. Mungkin termasuk pasukan elite pada masa sekarang. Dan Kornelius adalah salah satu perwira dalam pasukan itu.
Namun, pusat perhatian Lukas tak hanya itu. Di samping perwira dalam pasukan elite, dalam Alkitab Bahasa Indonesia Masa Kini digambarkan: ”Ia orang yang takut kepada Allah dan seluruh keluarganya beribadat kepada Allah. Ia banyak menolong orang-orang Yahudi yang miskin, dan ia selalu berdoa kepada Allah.”
Bisa jadi Lukas pun heran ketika mencatat semua ini. Seorang bukan Yahudi, namun begitu takut akan Allah dan banyak menolong orang-orang Yahudi yang miskin. Sama seperti Tabita, tindakan Kornelius dirasakan oleh orang-orang Yahudi miskin. Dan Lukas juga menerangkan dia sebagai seorang yang selalu berdoa kepada Allah. Meski lahir dan hidup sebagai seorang Romawi, dia ternyata punya hubungan yang khusus dengan Allah.
Kenyataan bahwa malaikat datang kepada Kornelius dalam sebuah penglihatan memperlihatkan dengan jelas bahwa keberadaannya pun mendapat tempat di hati Allah. Bahkan, dalam gerakan penyelamatan Allah, Kornelius juga mendapat karunia istimewa. Jelas pula di sini bahwa kasih dan penyelamatan Allah, sejak Pentakosta, tak hanya untuk orang Yahudi saja.
Yoel M. Indrasmoro
Tangan Terbuka Media
Klik tautan di bawah ini untuk mendengarkan versi audio.