Sabda-Mu Abadi | 24 November 2024 | Mrk. 5:21-24
“Ketika ia melihat Yesus, sujudlah ia di depan kaki-Nya dan memohon dengan sangat kepada-Nya, ‘Anak perempuanku hampir mati, datanglah kiranya dan letakkanlah tangan-Mu atasnya, supaya ia selamat dan tetap hidup. Lalu pergilah Yesus dengan orang itu” (Mrk. 5:22-24).
Yairus panik. Anaknya perempuannya kritis. Hampir mati. Sepertinya dia sengaja mencari Yesus agar menolongnya. Bisa jadi ia telah ke sana ke sini mencari Yesus. Sehingga ketika bertemu Yesus, ia tak bisa menahan dirinya, langsung sujud di depan kaki Yesus.
Sujud bukanlah tindakan biasa. Agaknya Yairus percaya bahwa Yesus memang bukan pribadi sembarangan, sehingga ia tak sungkan sujud di depan kaki-Nya.
Ia pun percaya bahwa Yesus mampu menolong anak-Nya. Dan karena itu ia sungguh memohon lirih, “Anakku perempuan hampir mati.”
Realitasnya memang demikian. Anak perempuan Yairus hampir mati. Namun, Yairus tak mau berhenti pada realitas. Ia kelihatannya tahu Allahlah yang menciptakan realitas itu. Oleh karena itu, ia juga tahu bahwa Allah berkuasa atas realitas dan mampu membuat anaknya tetap hidup.
Mungkin juga Yairus tak menduga, meski itulah kerinduannya, Yesus langsung pergi bersamanya. Yesus menganggap dan menghargainya. Yesus sungguh memedulikan anak perempuannya.
Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media
Silakan klik tautan berikut ini untuk mendengarkan versi siniar: