Site icon Tangan Terbuka Media

Manna dan Burung Puyuh

Sabda-Mu Abadi | 30 Juni 2024 | Kel. 16:1-36

”Aku telah mendengar sungut-sungut orang Israel. Katakan kepada mereka: Pada waktu senja kamu akan makan daging dan pada waktu pagi kamu akan kenyang makan roti, sehingga kamu akan mengetahui bahwa Akulah TUHAN, Allahmu” (Kel. 16:12).

Demikianlah janji Allah, melalui Musa, kepada umat Israel. Allah akan mencukupi kebutuhan sehari-hari umat-Nya. Kala senja akan datang sekawanan burung puyuh yang menyerahkan diri untuk ditangkap dan kala pagi akan hadir manna di sekitar perkemahan untuk dipungut. Kebutuhan protein dan karbohidrat pun tercukupi. Dan janji itu berlaku selama 40 tahun. Pertanyaan yang layak disimak adalah apakah Allah belum merencanakan semuanya itu?  

Di sinilah persoalan umat Israel. Mereka agaknya lupa akan kemahakuasaan dan kemahakasihan Allah. Bukankah sebelumnya mereka telah merasakan bagaimana air pahit telah berubah menjadi tawar sehingga layak dikonsumsi? Bisa jadi mereka memang tidak percaya bahwa Allah mengasihi mereka.

Perhatikanlah sungut-sungut umat Israel kepada Musa dan Harun: ”Ah, lebih baik kami mati saja di tanah Mesir oleh tangan TUHAN! Waktu itu kami duduk di depan kuali berisi daging dan makan roti sekenyang-kenyangnya! Sebab, kamu membawa kami keluar ke padang gurun ini supaya seluruh jemaah ini mati kelaparan” (Kel. 16:3). Sepertinya mereka lebih suka mati sebagai budak ketimbang orang merdeka.

Persoalan besar umat Israel adalah mereka tidak sabar. Ketidaksabaran muncul karena mereka tidak memercayai bahwa Allah pasti akan mencukupi kebutuhan mereka. Pernyataan Allah—”kamu akan mengetahui bahwa Akulah TUHAN, Allahmu”—menegaskan bahwa Allah pencipta Israel. Dan sebagai Pencipta, Ia telah merencanakan semuanya.

Allah tidak asal mencipta, tetapi juga berkenan memelihara ciptaan-Nya. Bagian manusia hanyalah memercayai-Nya. Dan kesabaran adalah buktinya.

Sikap sabar inilah yang perlu kita tularkan kepada generasi muda kita. Semua ada waktunya. Semua ada prosesnya. Dan di atas semuanya itu, Allah telah merancangkan semuanya demi kebaikan ciptaan-Nya.

Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media

Klik tautan berikut ini untuk mendengarkan versi siniar:

Foto: Unsplash/Ellie E.

Exit mobile version