Sabda-Mu Abadi | 22 Agustus 2025 | Mat. 7:24-27
”Jadi, setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu bertiuplah angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu. Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu bertiuplah angin melanda rumah itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya.”
Kita pasti sepakat, membangun rumah di atas pasir tentu lebih cepat dan mudah ketimbang di atas batu. Namun, apalah artinya jika tidak ada kepastian sampai kapan kita dapat berlindung di dalamnya.
Kehidupan manusia tak ubahnya sebuah rumah. Yang untuknya diperlukan sebuah pondasi yang kokoh. Kita tidak mungkin mengharapkan jalan kehidupan kita di dunia ini akan berlangsung dengan aman-aman saja. Kita juga tidak pernah tahu, kapan prahara kehidupan itu muncul. Meski demikian semuanya itu hanya dapat diantisipasi dengan kokohnya pondasi yang kita bangun.
Yesus menyebut setiap orang yang mendengarkan perkataan-Nya, namun tidak melakukannya sebagai orang yang bodoh. Ia tidak menyebut mereka jahat. Sebab, mereka mengerti apa yang harus dilakukan, tetapi tidak mau melakukannya. Itu bukan kejahatan, melainkan kebodohan.
Sama halnya dengan seorang pasien yang tidak mau meminum obat anjuran dokternya. Pasien tersebut tidak dapat dikatakan jahat, namun harus dikategorikan bodoh. Sebab, ia tahu apa yang baik bagi dirinya.
Berkait kehidupan, kebijaksanaan maupun kebodohan amatlah ditentukan dengan sikap kita terhadap firman Allah: melakukan atau tidak melakukan.
Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media Anda
Berikut tautan untuk mendengarkan siniar Sabda-Mu Abadi:
n.b.: Dukung pelayanan digital kami via BCA-3423568450-Tangan Terbuka Media!