Site icon Tangan Terbuka Media

Membagikan Pemahaman Iman

21 November 2022,
(Kis. 17:19-34),

”Tetapi beberapa orang menggabungkan diri dengan dia dan menjadi percaya, di antaranya juga Dionisius, anggota majelis Areopagus, dan seorang perempuan bernama Damaris, dan juga orang-orang lain bersama-sama dengan mereka.”

Demikianlah catatan Lukas berkait perjalanan misi ke Atena. Memang tidak semua orang Atena tertarik dan akhirnya percaya. Namun, ada pula yang tertarik, di antaranya: Dionisius dan Damaris. Mengapa?

Pertama, Paulus dalam pemberitaannya tidak menyerang orang Atena. Sebaliknya, dia memuji karena ketaatan ibadah mereka. Di sini Paulus mengakui, orang Atena serius dengan apa yang mereka percayai. Paulus tidak menafikan itu.

Kita perlu belajar dari Paulus. Dalam membagikan pemahaman iman, janganlah kita menganggap remeh orang yang berbeda kepercayaan dengan kita. Namun, itu tidak berarti kita menganggap iman mereka sama dengan kita. Karena itu, kita harus berani menyatakan iman kita.

Kedua, Paulus membagikan pemahaman iman dalam konteks Atena. Di Atena Paulus menyaksikan sebuah mazbah dengan tulisan: ”Kepada Allah yang tidak dikenal.” Agaknya, Paulus mengenal sejarah mazbah tersebut.

Dalam bukunya Duta Bagi Kristus, William Barclay menyatakan, sekitar 600 tahun sebelum kedatangan Paulus, Atena dilanda wabah dahsyat. Lalu dipersembahkanlah kurban bagi setiap dewa yang dikenal. Namun, wabah tetap berkecamuk. Kemudian Epimenides, pujangga Kreta, memberi nasihat untuk melepaskan sekawanan domba berwarna putih dan hitam dari bukit Areopagus ke seluruh kota. Di mana pun seekor domba terbaring, di situlah hewan tersebut dikurbankan kepada patung berhala terdekat. Jika domba berbaring di dekat kuil dewa yang belum dikenal, hewan itu dikurbankan kepada ”Allah yang tidak dikenal”. Kabarnya, sejak itu Atena bebas dari wabah.

Paulus menjadikan mazbah ”Allah yang tidak dikenal” itu sebagai akses ke dalam pikiran para pendengarnya. Bahkan Paulus memperkenalkan Allahnya sembari mengutip syair para pujangga Atena. Paulus sangat mengerti konteks, sejarah, dan budaya orang Atena.

Ketiga, Allah adalah Pribadi yang memberi kebebasan setiap orang untuk percaya atau tidak. Allah tidak pernah memaksa orang untuk percaya kepada-Nya. Bagian kita hanyalah membagikan pemahaman iman kita. Mengenai jumlah orang yang mau percaya atau tidak, itu dalam wewenang Allah saja!

Yoel M. Indrasmoro
Tangan Terbuka Media

Klik tautan di bawah ini untuk mendengarkan versi audio.

Sumber Foto: Unsplash/Elisabeth Agustin

Exit mobile version