Sabda-Mu Abadi | 27 Mei 2024 | Kel. 2:11-15a
Kisah pembelaan Musa terhadap saudara sebangsanya menarik diperhatikan. Penulis Kitab Keluaran mencatat: ”Suatu hari ketika Musa telah dewasa, ia keluar menjumpai saudara-saudaranya untuk melihat kerja paksa mereka. Lalu ia melihat seorang Mesir memukul seorang Ibrani, seorang dari saudara-saudaranya itu” (Kel. 2:11)
Bisa jadi inilah kali pertama Musa melihat kenyataan perbudakan. Tindakan pemukulan terhadap orang Ibrani oleh seorang Mesir jelas tidak bisa dibawa ke muka hakim. Dalam sistem perbudakan para budak mustahil melawan, mereka hanya boleh menerima semua perlakuan itu. Sekali lagi karena mereka bangsa budak.
Musa, sang anak angkat Putri Firaun, tak bisa menerima keadaan itu. Mungkin ia telah mendengar dari Yokebed, ibu kandungnya, bahwa leluhurnya sesungguhnya bukanlah bangsa budak. Mereka diundang tinggal di Mesir oleh Firaun karena ia hendak berterima kasih atas tindakan Yusuf yang menyelamatkan bangsa Mesir dari bencana kelaparan. Karena itulah, ia berikhtiar membela nasib orang sebangsanya dengan membunuh seorang Mesir yang telah bertindak sewenang-wenang.
Apa mau dikata, tindakan Musa itu ternyata tidak membawa pengaruh baik, juga di kalangan Ibrani. Ketika menegur seorang Ibrani yang memukul kawan sebangsanya, yang ditegur malah menantang Musa, ”Siapakah yang mengangkat engkau menjadi pemimpin dan hakim atas kami? Apakah engkau bermaksud membunuh aku, sama seperti engkau telah membunuh orang Mesir itu?” (Kel. 2:13). Dan sejak itu Musa menjadi pelarian. Terlebih karena Firaun pun mencoba membunuhnya. Musa telah menjadi musuh negara.
Apa yang bisa kita pelajari? Pertama, Tindakan Musa—meski terkesan baik—tak dapat dibenarkan. Bisa jadi karena kurang fasih berkata-kata, Musa lebih suka menggunakan ototnya. Dan itu bukan hal yang baik bagi seorang pemimpin.
Kedua, tampaknya Musa belum melibatkan Allah dalam setiap tindakannya. Melibatkan Allah—itulah modal terbaik bagi pemimpin. Apalagi jika dia dipanggil untuk memimpin umat Allah.
Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media
Klik tautan berikut ini untuk mendengarkan versi audio: