Site icon Tangan Terbuka Media

Mengulurkan Tangan dan Menyentuh

Sabda-Mu Abadi | 24 Agustus 2025 | Mat. 8:1-4

”Setelah Yesus turun dari bukit, orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia. Seorang penderita penyakit kulit yang menajiskan datang kepada-Nya, lalu sujud menyembah Dia dan berkata, ’Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat menahirkan aku.’ Yesus mengulurkan tangan-Nya, menyentuh orang itu dan berkata, ’Aku mau, jadilah tahir.’ Seketika itu juga tahirlah orang itu dari sakit kulitnya. Lalu Yesus berkata kepadanya, ’Ingatlah, jangan memberitahukan hal ini kepada siapa pun, tetapi pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam dan persembahkanlah persembahan yang diperintahkan Musa, sebagai bukti bagi mereka.’”

Tindakan Yesus memang tidak biasa. Berhadapan dengan orang berpenyakit kulit, orang sehat cenderung untuk menghindar. Jika tersentuh, ia akan menjadi najis sebagaimana orang yang berpenyakit kulit. Karena itu, agar tidak tersentuh, penderita penyakit kulit harus berseru ”Najis! Najis!” saat melewati kerumunan orang. Sehingga orang sehat yang mendengar suaranya dapat menyingkir.

Mengapa Yesus mengulurkan tangan-Nya dan menyentuhnya? Mungkin Yesus terkesan dengan sikapnya. Ia datang kepada Yesus, menyembah-Nya, sembari berkata, ”Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat menahirkan aku.” Di mata Yesus tindakan itu sungguh anomali. Ia percaya, Yesus punya kemampuan menyembuhkan sehingga ia tinggal menyentuh rasa iba Sang Guru.

Mengapa Yesus tidak ingin penyembuhan itu menjadi buah bibir? Bisa jadi tindakan Yesus yang menyentuh orang yang berpenyakit kulit itu malah bisa ditafsirkan lain. Ketika menyentuh, menurut hukum Musa, Yesus telah menjadi najis. Sepertinya ia tak ingin tindakan-Nya malah dipelintir orang-orang yang ingin menjatuhkan-Nya.

Bagi Yesus yang penting kesembuhan orang itu. Sehingga Ia memerintahkan dia untuk menghadap imam dan memberikan persembahan agar mendapatkan sertifikasi sembuh. Ya, itulah yang terpenting.

Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media Anda

Berikut tautan untuk mendengarkan siniar Sabda-Mu Abadi:

Foto: Wikipedia

n.b.: Dukung pelayanan digital kami via BCA-3423568450-Tangan Terbuka Media!

Exit mobile version