Site icon Tangan Terbuka Media

Pembelaan Musa

Sabda-Mu Abadi | 14 September 2024 | Kel. 32:11-14

”TUHAN, mengapa murka-Mu menyala-nyala terhadap umat-Mu, yang telah Kaubawa keluar dari tanah Mesir dengan kuasa yang besar dan dengan tangan yang kuat? Mengapa orang Mesir harus berkata: Dengan niat jahat Ia membawa mereka keluar untuk membunuh mereka di pegunungan dan melenyapkan mereka dari muka bumi? Berbaliklah dari murka-Mu yang menyala-nyala itu dan ubahlah niat-Mu mendatangkan malapetaka atas umat-Mu. Ingatlah pada Abraham, Ishak, dan Israel, hamba-hamba-Mu itu. Kepada mereka Engkau telah bersumpah demi diri-Mu sendiri dengan berfirman: Aku akan membuat keturunanmu sebanyak bintang di langit dan seluruh negeri yang telah Kujanjikan ini akan Kuberikan kepada keturunanmu, supaya mereka memilikinya untuk selama-lamanya.”

Demikianlah pembelaan Musa. Ia tidak mau menikmati anugerah Allah itu sendirian. Ia sadar bahwa umat Israel telah mengecewakan hati Allah, tetapi ia juga tidak mau selamat sendirian. Dan karena itu, Musa mencoba melunakkan hati Allah.

Menarik disimak, bagaimana Musa mencoba melunakkan hati Allah bukan dengan seruan, tetapi dengan pertanyaan. Seruan terkesan memaksa. Pertanyaan membuat pihak yang ditanya berpikir ulang, tanpa paksaan, dan kalaupun menjawab bukan karena paksaan, tetapi karena buah pemikiran.

Pertanyaan-pertanyaan Musa berfokus pada anugerah Allah. Mengapa murka Allah menyala-nyala kepada orang yang telah diselamatkan-Nya? Lalu buat apa diselamatkan kalau kemudian dilenyapkan? Bukankah nanti orang Mesir bisa berpandangan bahwa Allah sesungguhnya mempunyai niat jahat yang tersembunyi: membebaskan dari Mesir untuk dibunuh di padang gurun?

Musa mengajak Allah untuk mengingat janji-Nya sendiri kepada—yang sudah menjadi semacam formula—Abraham, Ishak, dan Israel. Sepertinya Musa sengaja menyebut nama Israel dan bukan Yakub. Bukankah Allah telah mengubah nama Yakub, yang berarti penipu? Nama Israel mengingatkan umat akan anugerah Allah kepada Yakub—pribadi yang sebenarnya tak pantas dikasihi.

Dan penulis Kitab Keluaran mencatat: ”Lalu TUHAN mengubah niat-Nya.”

Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media

Silakan klik tautan berikut ini untuk mendengarkan versi audio:

Foto: Unsplash/Ren Ran
Exit mobile version