Sabda-Mu Abadi | 27 Maret 2024 | 2Ptr. 1:19
”Yang terutama harus kamu ketahui ialah bahwa nubuat-nubuat dalam Kitab Suci tidak boleh ditafsirkan menurut kehendak sendiri, sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah.”
Demikianlah nasihat Petrus kepada para pembaca suratnya. Agaknya Petrus memahami bahwa akal budi yang merupakan karunia Tuhan, jika tidak dikendalikan, akan membawa manusia menafsirkan nubuat-nubuat para nabi menurut pikiran mereka sendiri. Dan ini akan membuat mereka tidak memahami nubuat itu sebagaimana yang dimaksud oleh para nabi itu sendiri.
Nabi adalah penyambung lidah Allah. Sehingga setiap orang yang mendengarkan—atau yang membaca karena ditulis di dalam Kitab Suci—perlu memahami sesuai dengan apa yang dimaksudkan Allah. Sebenarnya, menafsirkan Alkitab seturut maksud Allah sungguh logis jika kita memang ingin mengetahui apa yang dimaksudkan Allah.
Karena itu, gereja sejak awal mengajari umat Allah untuk melakukan doa epiklese. Doa epiklese merupakan doa mohon bimbingan Roh Kudus agar Ia yang telah mengilhami para penulis Alkitab pada masa lampau berkenan mengilhami para pembaca Alkitab masa kini untuk memahami nas Alkitab. Ya, apa artinya membaca tanpa sungguh-sungguh mampu memahami? Lagi pula, tanpa pemahaman yang benar akan membawa pembaca pada kesesatan.
Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media
Klik tautan di bawah ini untuk mendengarkan versi audio:
Foto: Unsplash/Emmanuel P.