Sabda-Mu Abadi | 30 Desember 2022 | Kis. 24:22-23
”Tetapi Feliks yang tahu benar-benar tentang Jalan Tuhan, menangguhkan perkara mereka, katanya, ’Setibanya kepala pasukan Lisias di sini, aku akan mengambil keputusan dalam perkaramu.’ Lalu ia menyuruh perwira itu tetap menahan Paulus, tetapi dengan tahanan ringan, dan tidak boleh mencegah seorang pun dari sahabat-sahabatnya melayani dia.”
Catatan Lukas ini menarik disimak. Feliks sudah tahu mana yang benar dan mana yang salah menurut hukum sipil. Ia juga tahu tak ada alasan menghukum Paulus. Namun, sang gubernur membiarkan perkara itu mengambang. Ia sengaja tidak mengambil keputusan. Feliks berdalih menunggu kehadiran kepala pasukan, yang pangkatnya lebih rendah dari dirinya.
Pada titik ini, bisa dibilang, Feliks sedang bermain-main dengan jabatannya selaku pemimpin. Salah satu tugas utama pemimpin adalah mengambil keputusan. Membiarkan masalah tinggal masalah bukanlah sikap yang bertanggung jawab.
Untuk semua masalah ini, tentu saja Pauluslah yang dirugikan. Dia tetap di dalam penjara. Feliks mungkin akan berdalih bahwa itu demi keselamatan jiwa Paulus. Ketimbang diserang oleh orang-orang Yahudi, tinggal di penjara pastilah lebih aman. Namun, itu tak bisa menjadi alasan. Bagaimanapun tugas pemerintah adalah melindungi warganya. Sekali lagi, Feliks tak layak menjadi pemimpin.
Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media
Klik tautan di bawah ini untuk mendengarkan versi audio:
Foto: Unsplash/Robert Klank