Sabda-Mu Abadi | 25 November 2024 | Mrk. 5:25-34
Yairus pasti sangat bersukacita karena Yesus bergerak cepat. Yesus langsung pergi ke rumahnya. Namun, apa mau dikata di tengah perjalanan terjadi peristiwa tak terduga. Peristiwa yang membuat perjalanan ke rumah Yairus itu tertunda sejenak.
Ya, di tengah perjalanan rombongan itu terpaksa berhenti karena Yesus merasa ada yang ”mencuri” kuasanya. Dan sang pencuri dalam tanda petik itu adalah perempuan yang sakit pendarahan selama dua belas tahun. Berbeda dengan Yairus, kita tak mengenal nama perempuan itu. Bukannya enggak punya nama, tetapi agaknya penulis Injil tidak terlalu merasa perlu memberitahukan nama perempuan tersebut.
Baiklah kita ingat bahwa dalam dunia Yahudi perempuan yang sakit pendarahan dianggap najis. Orang lain pun dilarang menyentuhnya karena akan ikut-ikutan najis. Kalau sudah begini, nama mungkin tak lagi penting. Buat apa tahu namanya. Kalau tersentuh malah berabe!
Yang lebih menggetirkan hati, seorang yang dalam keadaan najis tidak diperkenankan terlibat dalam ibadah—baik ibadah di rumah ibadah maupun di Bait Allah. Artinya: selama dua belas tahun terakhir dia tidak boleh datang ke rumah ibadah. Selama itu pula dia telah tersingkir dari persekutuan umat Allah.
Ia bukannya tak berusaha. Namun, tak ada tabib yang mampu menyembuhkan penyakitnya. Penulis mencatat: ”Ia telah banyak menderita di bawah perawatan banyak tabib, sehingga telah dihabiskannya semua yang ada padanya, namun sama sekali tidak ada faedahnya malah sebaliknya keadaannya makin memburuk.” (Mrk. 5:26).
Persoalan lainnya, jika Yairus memohon agar Yesus meletakkan tangan-Nya atas anaknya, perempuan itu tak mungkin menyatakan keinginannya. Sebab jika Yesus menyentuh dirinya, Dia akan ikut-ikutan najis. Mungkin juga ia takut ditolak Yesus. Namun, perempuan itu percaya ia akan sembuh kalau menjamah jubah Yesus. Dan ia memang sembuh.
Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media
Silakan klik tautan berikut ini untuk mendengarkan versi siniar: