Site icon Tangan Terbuka Media

Rumah Doa

Sabda-Mu Abadi | 28 November 2025 | Mat. 21:12-13

”Yesus masuk ke Bait Allah dan mengusir semua orang yang berjual beli di halaman Bait Allah. Ia membalikkan meja-meja penukar uang dan bangku-bangku pedagang merpati dan berkata kepada mereka, ’Ada tertulis: Rumah-Ku akan disebut rumah doa. Namun, kamu menjadikannya sarang penyamun.’”

Bait Allah adalah rumah Allah. Dialah Sang Tuan Rumah. Semua orang sejatinya adalah tamu di rumah-Nya. Oleh karena itu, mesti mengikuti aturan main dari Sang Pemilik rumah.

Sebagai Anak dari Sang Pemilik, Yesus Orang Nazaret merasa perlu mengusir semua orang yang telah membuat rumah Allah tak lagi menjadi rumah doa, melainkan sarang penyamun.

Proses perdagangan memang berlangsung di halaman Bait Allah yang lazim disebut halaman orang-orang asing. Orang asing—yang ingin berdoa kepada Allah—tak diperkenankan masuk ke dalam Bait Allah. Mereka hanya boleh berdoa di halaman orang asing itu. Sayangnya suara orang yang melakukan tawar-menawar hewan kurban dan pertukaran uang—karena uang Romawi tak boleh dipakai buat persembahan—membuat orang-orang asing itu tak lagi bisa berkomunikasi dengan Allah secara baik. Situasi itulah yang membuat Yesus marah. Rumah-Nya telah berubah dari rumah doa menjadi sarang penyamun.

Jelas di sini sistem perdagangan telah menutup akses orang untuk berjumpa dengan Allah. Orang jadi terhambat untuk bersekutu dengan Allah. Gereja-gereja masa kini perlu belajar bertindak sebagaimana Sang Kepala Gereja untuk menyingkirkan segala hambatan yang menghalangi orang berjumpa dengan Allah.

Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media Anda

Berikut tautan untuk mendengarkan siniar Sabda-Mu Abadi:

Foto: blogspot/teologiareformed

n.b.: Dukung pelayanan digital kami via BCA-3423568450-Tangan Terbuka Media!

Exit mobile version