Site icon Tangan Terbuka Media

Sendirian

Sabda-Mu Abadi | 14 Desember 2024 | Mrk. 6:45-46

”Sesudah itu Yesus segera mendesak murid-murid-Nya naik ke perahu dan berangkat lebih dahulu ke seberang, ke Betsaida, sementara itu Ia menyuruh orang banyak pulang. Setelah berpisah dari mereka, Ia pergi ke bukit untuk berdoa.”

Meski Yesus mengasihi para murid-Nya. Namun, sepertinya, Ia membutuhkan waktu untuk sendiri. Sendiri yang tidak sendirian. Ia bersama Bapa-Nya.

Bersama-sama dengan orang yang dikasihi merupakan hal baik. Akan tetapi, kebersamaan tidak harus berarti selalu bersama kapan pun dan di mana pun. Manusia perlu waktu sendiri.

Dalam buku Hidup Bersama, Dietrich Bonhoeffer menulis: ”Banyak orang mencari persekutuan karena mereka takut akan kesendirian. Karena tidak tahan terhadap kesepian, mereka tergerak mencari kumpulan orang. Ada juga orang Kristen yang tidak tahan sendiri, yang telah mengalami pengalaman buruk dengan diri sendiri, yang berharap mendapatkan pertolongan dalam pergaulan dengan orang lain. Umumnya mereka kecewa. Lalu mereka menyalahkan persekutuan itu atas apa yang sesungguhnya merupakan kesalahan mereka sendiri.”

Ya, banyak orang takut sendirian. Ia khawatir akan merasa kesepian. Padahal, dalam kesendirian kita tidak pernah sungguh-sungguh sendirian. Ada Allah yang menemani. Sehingga sendiri dapat menjadi saat yang paling tepat untuk bersekutu dengan-Nya dalam doa. Dan itulah yang dilakukan Yesus Orang Nazaret.

Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media

Silakan klik tautan berikut ini untuk mendengarkan versi siniar:

Foto: Unsplash/Rifky Nur
Exit mobile version