Sabda-Mu Abadi | 13 April 2025 | Mrk. 16:2-4
”Pada hari pertama minggu itu, pagi-pagi benar, setelah matahari terbit, pergilah mereka ke kubur. Mereka berkata seorang kepada yang lain, ’Siapa yang akan menggulingkan batu itu bagi kita dari pintu kubur?’ Namun, ketika mereka melayang pandang, tampaklah, batu itu sudah terguling. Batu itu memang sangat besar.”
Pagi-pagi benar. Keterangan waktu ini memperlihatkan bahwa tindakan mereka pergi ke kubur untuk meminyaki kaki Yesus merupakan prioritas mereka hari ini. Bisa jadi sejak semalam mereka juga tidak terlalu nyenyak tidur agar bisa pagi-pagi pergi ke kubur.
Dalam perjalanan barulah mereka sadar bahwa mereka hanyalah perempuan. Mereka bercakap-cakap tentang siapa yang akan menolong mereka menggulingkan batu itu. Namun, meski tidak tahu siapa yang akan menolong, toh mereka terus berjalan. Mereka tidak mengurungkan niat mereka hendak memuliakan Yesus. Sekali lagi, karena mereka ingin memuliakan tubuh Yesus.
Ternyata mereka pun tak perlu menggulingkan batu itu. Batu itu sudah terguling sendiri. Kisah tergulingnya batu menegaskan bahwa kalau kita punya niat yang baik, teruskan saja. Jika sesuai dengan kehendak Allah, pastilah Allah akan mendukung. Dan memang itulah yang terjadi dengan ketiga perempuan itu. Mereka tak perlu lagi menggeser batu itu.
Padahal kalau dipikir-pikir mengapa Allah harus membuat batu itu bergeser? Bukankah Yesus yang bangkit bisa masuk dan keluar ruangan-ruangan yang pintunya tertutup? Kelihatannya Allah ingin para perempuan itu menjadi saksi kebangkitan-Nya. Dan seandainya para perempuan itu tidak jadi pergi ke kubur karena tahu tak ada yang akan menolong mereka, pastilah mereka tidak akan pernah menyaksikan kubur kosong.
Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media Anda
Berikut tautan untuk mendengarkan siniar Sabda-Mu Abadi:
n.b.: Dukung pelayanan digital kami via BCA-3423568450-Tangan Terbuka Media!