Site icon Tangan Terbuka Media

Sujud Menyembah

Sabda-Mu Abadi | 26 September 2024 | Kel. 34:8-9

”Musa langsung berlutut ke tanah dan sujud menyembah. Ia berkata, ’Jika aku mendapat kemurahan hati-Mu, ya Tuhan, berjalanlah beserta kami, ya Tuhan. Memang bangsa ini tegar tengkuk, tetapi ampunilah kesalahan dan dosa kami, dan jadikanlah kami milik-Mu.’”

Berhadapan dengan Allah, Musa langsung berlutut dan sujud menyembah. Ini merupakan tindakan logis. Sebab Allahlah yang menciptakan manusia. Terlebih, Allah tak hanya mencipta, tetapi juga menyelamatkan Israel dari perbudakan di Tanah Mesir.

Dalam Pelengkap Kidung Jemaat 29:1, Gerard Moultrie membuat syair apik yang telah diterjemahkan H.A. Pandopo: ”Patut segenap yang ada diam dan sujud sembah, mengosongkan pikirannya dari barang dunia, kar’na Tuhan sungguh hadir, patut dipermuliakan.” Moultrie menyatakan bahwa di hadapan Allah, segala makhluk dipanggil untuk diam dan sujud menyembah. Pikirannya pun hanya berisikan kemuliaan Allah. Dan orang demikianlah yang mungkin menyembah Allah.

Dalam Alkitab Bahasa Indonesia Masa Kini, Musa memohon, ”Tuhan, jika Engkau sungguh-sungguh berkenan kepada saya, saya mohon, sudilah Tuhan ikut dengan kami. Bangsa itu memang keras kepala, tetapi ampunilah kejahatan dan dosa kami dan terimalah kami sebagai umat-Mu sendiri.”

Sesungguhnya permohonan macam begini tidak akan mungkin keluar dari bibir yang tidak mengakui ketuhanan Allah sekaligus pengakuan kebutuhan akan Allah. Dan Musa tahu, tak hanya dia yang membutuhkan Allah, tetapi juga segenap umat Israel.

Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media

Silakan klik tautan berikut ini untuk mendengarkan versi siniar:

Foto: Unsplash/Slava A.
Exit mobile version