Sabda-Mu Abadi | 6 Desember 2025 | Mat. 22:8-14
”Ketika raja itu masuk untuk bertemu dengan tamu-tamu itu, ia melihat seseorang yang tidak berpakaian pesta. Ia berkata kepadanya: Kawan, bagaimana engkau masuk kemari tanpa mengenakan pakaian pesta? Namun, orang itu diam saja. Lalu kata raja itu kepada pelayan-pelayannya: Ikatlah kaki dan tangannya dan campakkanlah orang itu ke dalam kegelapan di luar, di sanalah akan terdapat ratapan dan kertak gigi. Sebab, banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih” (Mat. 22:11-14).
Dalam episode kedua, raja lalu memerintahkan para hambanya untuk mengundang semua orang tanpa kecuali. Dan penuhlah orang yang hadir dalam pesta itu. Namun, raja murka tatkala ada orang yang tak mengenakan baju pesta.
Mengapa raja marah? Bukankah undangan itu terbuka untuk semua orang? Jadi, kenapa pula raja harus marah?
Memang undangan itu untuk semua orang, tetapi setiap orang yang hadir seharusnya menghargai undangan tersebut. Menghargai undangan tersebut berarti pula menghargai Sang Raja yang telah melayakkan mereka hadir dalam undangan tersebut.
Di mata raja, orang-orang yang tak mengenakan baju pesta memang tidak menghargai diri mereka sendiri. Sesungguhnya, raja telah mengangkat derajat mereka begitu tinggi, dari orang yang tak diundang menjadi orang undangan, tetapi tingkah laku mereka tak sesuai dengan derajat mereka. Tak menghargai diri sama halnya dengan tak menghargai raja. Mereka lupa akan status mereka yang baru. Mereka tetap berkutat pada status lama mereka. Artinya, tak beda dengan kelompok manusia pertama, mereka tidak menghargai kelayakan yang telah mereka terima.
Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media Anda
Silakan klik tautan berikut untuk mendengarkan siniar Sabda-Mu Abadi:
n.b.: Dukung pelayanan digital kami via BCA-3423568450-Tangan Terbuka Media!

