Sabda-Mu Abadi | 20 Oktober 2025 | Mat. 13:53-58
”Setelah Yesus mengakhiri cerita-cerita perumpamaan itu, Ia pun pergi dari situ. Setibanya di tempat asal-Nya, Dia mengajar orang-orang di situ di rumah ibadat mereka. Mereka pun takjub dan berkata, ’Dari mana diperoleh-Nya hikmat itu dan kuasa untuk mengadakan mukjizat-mukjizat itu? Bukankah Ia ini anak tukang kayu? Bukankah ibu-Nya bernama Maria dan saudara-saudara-Nya: Yakobus, Yusuf, Simon, dan Yudas? Bukankah saudara-saudara-Nya perempuan semuanya ada bersama kita? Jadi, dari mana Ia memperoleh semuanya itu?’ Mereka pun kecewa dan menolak Dia. Yesus berkata kepada mereka, ’Seorang nabi dihormati di mana-mana, kecuali di kampung halamannya dan di rumahnya.’ Karena mereka tidak percaya, tidak banyak mukjizat diadakan-Nya di situ.”
Mulanya takjub. Namun—mungkin karena iri—orang-orang yang hadir dalam rumah ibadat itu malah mempertanyakan pengajaran Yesus. Sepertinya mereka heran Yesus Orang Nazaret telah menjadi figur yang berbeda. Dan orang-orang di Nazaret agaknya tak siap untuk itu.
Kelihatannya orang-orang di Nazaret itu tidak rela orang yang mereka kenal selama ini telah menjadi guru yang sungguh-sungguh berbeda. Tak hanya jago mengajar, tetapi Yesus ternyata mampu mengadakan banyak mukjizat. Dan karena tak rela, mereka pun mulai mempertanyakan masa lampau Sang Guru.
Perhatikan kata-kata mereka! Dalam Alkitab Bahasa Indonesia Masa Kini tertera: ”Bukankah Ia anak tukang kayu? Bukankah Maria itu ibu-Nya; dan saudara-saudara-Nya adalah Yakobus, Yusuf, Simon, dan Yudas? Dan bukankah saudara-saudara perempuan-Nya tinggal di sini juga? Dari mana Ia mendapat semuanya itu?”
Jelaslah mereka tak lagi menghargai Yesus. Ya, apa salahnya menjadi anak tukang kayu? Yesus sendiri tak pernah memilih mau menjadi anak siapa? Bukankah hikmat itu karunia Allah saja?
Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media Anda
Berikut tautan untuk mendengarkan siniar Sabda-Mu Abadi:
n.b.: Dukung pelayanan digital kami via BCA-3423568450-Tangan Terbuka Media!