Sabda-Mu Abadi | 16 Mei 2024
Kisah ”Yusuf Dijual ke Tanah Mesir” (lih. Kej. 37:12-36) memberikan banyak pelajaran menarik. Pertama, Yusuf adalah pribadi yang taat. Ketika Yakub, ayahnya, menyuruh dia untuk melihat keadaan saudara-saudaranya, Yusuf melaksanakan perintah itu tanpa syarat. Meski mengetahui kebencian saudara-saudaranya terhadap dirinya, Yusuf tetap taat.
Kedua, Yusuf adalah pribadi yang mengerjakan tugas hingga selesai. Sesampai di Sikhem, sekitar 70 km dari Hebron (tempat tinggalnya), Yusuf tidak menjumpai saudara-saudaranya. Akan tetapi, dia tidak langsung pulang, tetapi terus berjalan kaki mencari hingga Dotan, yang berjarak sekitar 20 km dari Sikhem.
Jika pulang, kemungkinan besar Yakub pun maklum. Namun, itu tidak dilakukannya. Bagi Yusuf pantang pulang sebelum tuntas. Sebab perintah Yakub jelas: ”Pergilah melihat bagaimana keadaan saudara-saudaramu dan keadaan kambing domba. Lalu bawalah kabar kepadaku” (Kej. 37:14).
Pada titik ini, ketiga, Yusuf adalah pribadi yang ingin menyenangkan hati ayahnya. Dia tidak ingin ayahnya cemas akan keberadaan saudara-saudaranya yang sedang menggembalakan ternak mereka. Pulang hanya akan memperpanjang kecemasan Yakub.
Persoalannya, itulah yang tidak diketahui saudara-saudara Yusuf. Mereka pasti tidak tahu percakapan Yusuf dengan seseorang di Sikhem: ”Aku mencari saudara-saudaraku. Tolong beritahu aku di mana mereka menggembalakan kambing domba?” (Kej. 37:16). Yusuf mengakui mereka sebagai saudaranya, dan karena itu terus mencarinya.
Hanya saja, saudara-saudara Yusuf mengenal dia sebagai tukang mimpi dan karena itu ingin membunuhnya. Mereka membencinya karena mimpinya itu. Bisa jadi mereka pun ingin mempunyai mimpi yang sama. Kita tidak tahu bagaimana perasaan Yusuf sewaktu ditangkap, dimasukkan ke dalam sumur, dan dijual sebagai budak. Penulis Kitab Kejadian tak memberikan keterangan apa-apa. Namun, menjual seseorang sebagai budak menjelaskan bahwa bagi saudara-saudaranya Yusuf memang seorang budak belian. Tak ada lagi tempat Yusuf di hati mereka.
Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media
Foto: Unsplash/Vikas G.