Sabda-Mu Abadi | 11 April 2025 | Mrk. 15:42-47
”Hari mulai malam dan hari itu hari Persiapan, yaitu hari menjelang Sabat. Karena itu Yusuf, orang Arimatea, seorang anggota Mahkamah Agama yang terpandang, yang juga menanti-nantikan Kerajaan Allah, memberanikan diri menghadap Pilatus dan meminta jenazah Yesus. Pilatus heran waktu mendengar bahwa Yesus sudah mati. Lalu ia memanggil kepala pasukan dan bertanya kepadanya apakah Yesus sudah mati. Sesudah didengarnya keterangan kepala pasukan, ia berkenan memberikan jenazah itu kepada Yusuf” (Mrk. 15:42-45).
Yusuf Orang Arimatea tiba-tiba muncul ke permukaan. Ia yang meminta izin kepada Pilatus untuk menurunkan Yesus dari salib dan menguburkannya. Risiko yang tak kecil. Dengan begitu ia menyatakan diri kepada umum sebagai pengikut Yesus, yang dianggap Sang Penjahat dari Nazaret.
Yusuf Orang Arimatea bukanlah pribadi sembarangan. Ia anggota Mahkamah Agama yang terpandang. Namun, ada catatan, ia menanti-nantikan Kerajaan Allah. Kematian Yesus agaknya membuat dia berani secara terang-terangan mengambil sikap berbeda dari kebanyakan anggota Mahkamah Agama.
Dia agaknya orang kaya. Pada masa itu tak sedikit orang yang membeli tanah makam di Yerusalem karena ingin dikuburkan di Yerusalem, ibu kota kerajaan Israel. Sepertinya Yusuf orang Arimatea itu pun telah menyiapkan kubur bagi dirinya sendiri.
Namun, kubur yang telah disiapkan bagi dirinya sendiri itu—kubur yang belum pernah dipakai orang—diberikan kepada Yesus Orang Nazaret. Inilah pemberian terbaik! Ukurannya adalah apa yang ingin diberikan untuk diri sendiri. Ia tidak itung-itungan.
Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media Anda
Silakan klik tautan berikut ini untuk mendengarrkan siniar Sabda-Mu Abadi:
n.b.: Dukung pelayanan digital kami via BCA-3423568450-Tangan Terbuka Media!