Sabda-Mu Abadi | 31 Juli 2023 | 2Tim. 3:10-11
”Engkau telah mengikuti ajaranku, cara hidupku, pendirianku, imanku, kesabaranku, kasihku, dan ketekunanku. Engkau telah ikut menderita penganiayaan dan sengsara seperti yang telah kuderita di Antiokhia, di Ikonium, dan di Listra. Semua penganiayaan itu kuderita dan Tuhan telah melepaskan aku dari semuanya itu.”
Murid adalah pengikut. Dan inilah kesaksian Paulus mengenai Timotius dalam Alkitab Bahasa Indonesia Masa Kini: ”Engkau sudah mengikuti ajaran-ajaran saya, kelakuan saya, dan tujuan hidup saya. Engkau sudah melihat sendiri bagaimana saya sungguh-sungguh percaya kepada Yesus Kristus dan mengasihi sesama manusia. Engkau juga tahu kesabaran dan ketabahan saya. Engkau sudah melihat saya dianiaya dan saya menderita. Engkau tahu semua yang terjadi terhadap saya di Antiokhia, di Ikonium, dan di Listra; dan engkau tahu semua yang saya derita!”
Sepertinya Paulus tidak bermaksud mengatakan bahwa seorang murid harus menjadi fotokopi gurunya. Bagaimanapun setiap orang diciptakan Allah unik, khas, dan satu-satunya. Dan Allah yang memanggil Timotius pasti tidak ingin Timotius sekadar menirukan Paulus, tetapi juga mengembangkan juga talenta-talenta yang ada. Sebab, setiap zaman pasti ada tantangannya sendiri.
Dan untuk mampu mengembangkan diri sesuai zaman, sikap seorang murid yang baik adalah sungguh-sungguh belajar dari sang guru dengan sebaik-baiknya. Dan itu mengandaikan sebuah kepercayaan. Tanpa kepercayaan sang murid kepada sang guru, mustahil proses pembelajaran dapat berlangsung dengan baik. Dan Paulus meyakini bahwa Timotius telah menjadi seorang murid yang baik.
Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media
Klik tautan di bawah ini untuk mendengarkan versi audio:
Foto: Unsplash/Lilartsy