Cipa
Baru-baru ini saya mendengar cerita dari seorang ibu dalam sebuah acara keluarga untuk merayakan momen pergantian tahun. Ia mengatakan bahwa anaknya yang berusia empat tahun sudah pandai berdoa. Dia berdoa bagi sekelilingnya. “Bahkan anak saya juga berkata: ‘Tuhan, semoga Cipa selalu sehat,'” begitu serunya meniru ucapan anaknya. Sontak semua orang yang mendengarnya tertawa karena Cipa adalah nama anjing neneknya.
Mengapa mereka tertawa? Mungkin karena dianggap lucu. Tindakan anak itu hampir tidak terpikirkan oleh kita orang dewasa. Mendoakan hewan peliharaan. Tindakan yang sederhana, tetapi sangat menyentuh. Anak itu menyadarkan kita bahwa tak hanya manusia yang butuh pertolongan Tuhan, tetapi hewan peliharaan dan makhluk hidup lainnya juga bergantung pada pemeliharaan Tuhan.
Kata Pemazmur: ”Dia, yang memberi makanan kepada hewan, kepada anak-anak burung gagak, yang memanggil-manggil” (Mzm. 147:9). Alam semesta ini tidak berlangsung begitu saja. Tuhan mengawasi dan memeliharanya. Tuhanlah yang memberi makanan kepada hewan, bahkan hewan-hewan yang luput dari perhatian kita—manusia. Anak kecil itu tidak ragu memercayai realitas ini hingga dia mau menaikkan doa atas anjing peliharaan neneknya.
Mengawali tahun baru ini saya diingatkan untuk menggantungkan hidup kepada Allah dengan berdoa. Pergumulan apa pun yang kita hadapi, jangan ragu untuk membawanya di dalam doa. Meski kelihatannya sepele, seperti mendoakan hewan peliharaan, tetapi tidak bagi Allah. Bukankah kita lebih berharga daripada banyak burung gagak? Percayalah bahwa Allah peduli!
Citra Dewi Siahaan | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media
Foto: Citra Dewi Siahaan