Khotbah Petrus

9 September 2022
(Kis. 2:14-40)
Pentakosta adalah pembaruan. Dan Simon Petrus adalah buktinya. Jika pada penangkapan Yesus Petrus begitu tak menguasai diri, bahkan menghunus pedangnya dan menetak telinga Malkus; maka pada peristiwa Pentakosta Petrus tak lagi marah ketika ada orang yang menyindir: ”Mereka sedang mabuk oleh anggur manis.” Kalau di rumah imam besar Petrus ketakutan dan akhirnya menyangkal Sang Guru, maka pada peristiwa Pentakosta Petrus begitu berani bersaksi mengenai Yesus Orang Nazaret.
Bahkan khotbah Petrus begitu jelas dan terstruktur. Bahkan, ini menariknya, Petrus merasa perlu mengutip Kitab Yoel untuk memberi penjelasan berkait dengan peristiwa Turunnya Roh Kudus itu. Yoel bukanlah nabi besar, dia termasuk golongan nabi-nabi kecil. Namun demikian, Petrus ternyata mengutip nubuat Nabi Yoel. Bisa dipastikan, Roh Kudus membarui hati dan pikiran Petrus.
Khotbah itu tak saja bersemangat, tetapi juga menggerakkan. Lukas mencatat: ”Ketika mereka mendengar hal itu hati mereka tersayat, lalu mereka bertanya kepada Petrus dan rasul-rasul yang lain, ’Apa yang harus kami perbuat, Saudara-saudara?’” (Kis. 2:37).
Dengan kata lain, khotbah Petrus bukanlah sekadar konsumsi pikiran, tetapi juga batin manusia. Inilah bukti pembaruan oleh Roh Kudus itu. Dengan kata lain juga, Roh Kudus tak hanya membarui hati dan pikiran Petrus, juga para pendengarnya.
Ini pulalah yang membuat Gereja pada masa berikutnya memanjatkan doa epiklese—doa memohon pertolongan Roh Kudus sebelum pembacaan Alkitab dalam ibadah. Ini bukan basa-basi. Sejatinya, doa epiklese merupakan pengakuan bahwa manusia itu terbatas. Oleh karena itu, kita memohon pertolongan Roh Kudus untuk menerangi mata hati kita agar mampu memahami firman Allah.
Mengapa? Sebab pada mulanya firman Allah itu memang bukan buat kita. Ada senjang waktu dan ruang, serta budaya antara kita dan orang-orang yang pertama kali mendengarkannya. Dan Roh Kudus menjembatani senjang itu. Sehingga kita bisa memahami firman Allah itu kini dan di sini.
Yoel M. Indrasmoro
Tangan Terbuka Media
Klik tautan di bawah ini untuk mendengarkan versi audio