Meminyaki Tuhannya
”Kata malaikat-malaikat itu kepadanya, ’Ibu, mengapa engkau menangis?’ Jawab Maria kepada mereka, ’Tuhanku telah diambil orang dan aku tidak tahu di mana Ia diletakkan’” (Yoh. 20:13).
Sementara murid-murid lain yang menyaksikan kubur Yesus kosong telah kembali ke rumah, Maria tetap tinggal di luar kubur sambil menangis. Maria tampak begitu sedih hingga tak beranjak. Bahkan sambil menangis, ia mencoba menjenguk ke dalam kubur, seperti mempertegas alasan kesedihannya. Ia tidak dapat menemukan jasad Yesus.
Di dalam kesedihan yang mendalam, dua malaikat menampakkan diri kepada Maria dan menanyakan alasan kesedihannya. Dan lihatlah bagaimana ia menjawab, ”Tuhanku telah diambil orang dan aku tidak tahu di mana Ia diletakkan.” Dengan yakin Maria mengaku bahwa Yesus adalah Tuhannya. Bukankah ini luar biasa. Kematian Yesus tak menggoyahkan keyakinannya bahwa Yesus adalah Tuhan.
Mengapa demikian? Maria telah mengalami sendiri keilahian Yesus. Yesus pernah mengusir tujuh setan darinya. Bisa dibayangkan betapa menderitanya dia saat setan-setan itu merasuk ke dalam tubuhnya. Dengan leluasa setan-setan itu dapat menyakiti Maria dan orang-orang di sekitarnya. Setidaknya itu yang dinyatakan dalam Kitab Suci berkait orang-orang yang kerasukan setan. Orang tersebut tak lagi punya kuasa atas tubuhnya. Ia menjadi tidak berdaya.
Akan tetapi, Yesus telah mengusir setan-setan itu daripadanya. Dan bagi Maria, hari di saat Yesus melepaskannya dari setan-setan itu adalah hari yang tak bisa ia lupakan. Ia kembali dapat merasakan dirinya. Momen itu menjadi titik awal baginya mengakui Yesus sebagai Tuhan. Ya, tak ada kuasa lain selain kuasa Tuhan yang sanggup melakukannya.
Bagi Maria, sekalipun Yesus mati, Dia tetap adalah Tuhannya. Dia tidak pernah meragukan kemahakuasaan Yesus. Oleh karena dia memandang Yesus sebagai Tuhan, Maria memosisikan dirinya sebagai hamba. Dan karena itu, pada hari pertama minggu itu, pagi-pagi benar ketika hari masih gelap, ia pergi ke kubur Yesus untuk meminyaki Tuhannya (bdk. Yoh. 20:1; Mrk. 16:1).
Citra Dewi Siahaan | Tangan Terbuka Media: Bangun Jiwa via Media
Foto: Fabio