Para Rasul Menanti

Published by Admin on

6 September 2022
(Kis. 1:12-14)

Yesus telah naik ke surga dan para rasul menanti-nanti. Kelanjutan kisah kenaikan Yesus ke surga memang berbeda dengan kisah kematian-Nya. Ketika Yesus ditangkap dan mati semua murid buyar. Mereka tidak berkumpul di suatu tempat. Ada yang pergi ke kubur, ada yang mencari ikan, bahkan ada yang pergi ke luar kota. Tak seorang murid pun menantikan kebangkitan Yesus.

Agaknya mereka lupa perkataan Yesus sebelum ditangkap. Kalau pun ada yang mengingat, ya para musuhnya, yang meminta Pilatus memerintahkan beberapa tentara untuk menjaga dan memeterai kubur itu.

Memang berbeda. Setelah kenaikan Yesus ke surga, para rasul dan para murid lainnya tidak pergi ke mana-mana. Mereka tetap tinggal di Yerusalem. Tampaknya, mereka telah belajar dari pengalaman. Para rasul menanti-nanti. Mereka berusaha menaati perintah Yesus dengan setia. Pengalaman memang guru yang baik.

Menanti bukan pekerjaan ringan, kadang menyebalkan. Para rasul agaknya memahami hal itu. Sehingga mereka tidak hanya bertopang dagu dalam menunggu. Mereka semua bertekun dengan sehati dalam doa bersama. Orang Kristen abad XXI agaknya perlu meneladani para rasul. Saat menunggu, ketimbang melamun, sebaiknya kita berdoa.

Catatan Lukas ini mengingatkan saya pada sebuah pengalaman kala Ibadah Natal sebuah SMU. Saya mendapat tugas berkhotbah dan seorang frater dari Serikat Yesus bertugas memberikan pesan Natal. Kami hadir setengah jam sebelum ibadah, namun waktu ibadah molor hingga satu jam. Setelah berkenalan, kami berupaya mengisi waktu. Kami sama-sama diam. Saya hening karena membaca buku dan sang frater hening dalam doa.

Pertanyaannya, apakah yang biasa kita lakukan saat menunggu? Mengapa tidak mengisinya dengan berdoa?

Yoel M. Indrasmoro
Tangan Terbuka Media

Klik tautan di bawah ini untuk mendengarkan versi audio.https://open.spotify.com/episode/4llncPDNdiAlvKsy9CnXJx?si=Fh-JMvhEQuCE6ga88H6tXQ&utm_source=copy-link

Categories: Membarukan