Alam Menunggu
Sabda-Mu Abadi | 13 Maret 2023 | Rm. 8:19-21
”Sebab, dengan sangat rindu seluruh ciptaan menantikan saat anak-anak Allah akan dinyatakan. Sebab, seluruh ciptaan telah ditaklukkan kepada kesia-siaan, bukan oleh kehendaknya sendiri, tetapi oleh kehendak Dia, yang telah menaklukkannya, tetapi dalam pengharapan, karena ciptaan itu sendiri juga akan dimerdekakan dari perbudakan kebinasaan dan masuk ke dalam kemerdekaan dan kemuliaan anak-anak Allah.”
Menarik diperhatikan bahwa pada bagian ini, Paulus menyinggung ciptaan Allah yang lain. Dalam Alkitab Bahasa Indonesia Masa Kini tertera: ”Seluruh alam menunggu dengan sangat rindu akan saatnya Allah menyatakan anak-anak-Nya.” Ya, seluruh alam menunggu.
Pernyataan Paulus ini bisa jadi mengingatkan para pembacanya—juga kita orang percaya abad XXI—akan kisah jatuhnya manusia dalam dosa. Sebagai hukuman, kepada Adam, Allah berfirman: ”Karena engkau mendengarkan perkataan isterimu dan memakan dari buah pohon, yang telah Kuperintahkan kepadamu: Jangan makan dari padanya, maka terkutuklah tanah karena engkau; dengan bersusah payah engkau akan mencari rezekimu dari tanah seumur hidupmu: semak duri dan rumput duri yang akan dihasilkannya bagimu, dan tumbuh-tumbuhan di padang akan menjadi makananmu; dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu, sampai engkau kembali lagi menjadi tanah….”
Manusia yang berbuat dosa, namun alam turut menanggung akibatnya—alam merana. Alam makin merana karena manusia berdosa cenderung mengeksploitasi dan menghancurkannya. Dan karena itulah, dalam konsep Paulus, alam juga menantikan pembebasan yang akan dilakukan Allah. Jelaslah, penyelamatan Allah tak hanya berlaku bagi manusia, tetapi juga alam.
Yoel M. Indrasmoro | Tangan Terbuka Media
Klik tautan di bawah ini untuk mendengarkan versi audio:
Foto: Unsplash/GettyTim82