Anak-anak Skewa
Sabda-Mu Abadi | 2 Desember 2022
(Kis. 19:13-19)
”Juga beberapa dukun Yahudi yang berkeliling di negeri itu, mencoba menyerukan nama Tuhan Yesus atas mereka yang kerasukan roh-roh jahat, katanya, ’Aku menyumpahi kamu dalam nama Yesus yang diberitakan oleh Paulus.’ Yang melakukan hal itu ialah tujuh orang anak dari seorang imam kepala Yahudi bernama Skewa. Tetapi roh jahat itu menjawab, ’Yesus aku kenal, dan Paulus aku ketahui, tetapi kamu, siapa kamu?’ Lalu orang yang dirasuk roh jahat itu menerpa, menguasai dan mengalahkan mereka semua, sehingga mereka lari dari rumah orang itu dengan telanjang dan luka-luka.”
Catatan Lukas ini menarik disimak. Pada masa itu tampaknya ada orang-orang yang menggunakan nama Yesus sebagai mantra. Mereka adalah anak-anak Skewa, imam kepala Yahudi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, ”mantra” diartikan sebagai ”perkataan atau ucapan yang memiliki kekuatan gaib”.
Anak-anak Skewa itu percaya bahwa nama Yesus mempunyai kuasa. Namun demikian, ini uniknya, roh jahat itu mengakui mengenal Yesus, juga Paulus, namun tak mengenal anak-anak Skewa. Mengapa? Karena roh jahat itu tampaknya tahu bahwa anak-anak Skewa menggunakan nama Yesus, tetapi tidak percaya kepada Yesus Orang Nazaret. Mereka hanya menggunakan nama Yesus sebagai mantra, namun mereka sendiri tidak mengimani-Nya. Oleh karena itu, roh jahat itu mempermalukan mereka.
Kejadian itu tentu saja menggemparkan seluruh penduduk Efesus. Dalam Alkitab Bahasa Indonesia Masa Kini tertera: ”Semua orang Yahudi dan orang bangsa lain yang tinggal di Efesus mendengar tentang kejadian itu, lalu mereka menjadi takut. Maka nama Tuhan Yesus makin dipuji-puji. Banyak orang yang sudah menjadi percaya kepada Yesus, datang mengakui di muka umum perbuatan-perbuatan mereka di masa lampau. Dan mereka yang biasa menjalankan ilmu guna-guna, mengumpulkan buku-buku mereka dan membakarnya di hadapan orang banyak. Harga buku-buku itu kalau dijumlahkan semuanya ada kira-kira lima puluh ribu uang perak.”
Satu keping uang perak adalah upah pekerja harian pada masa itu. Jika dirupiahkan hari ini setara dengan Rp150 ribu. Itu berarti harga buku-buku yang dibakar itu mencapai Rp7,5 miliar. Bukan jumlah yang sedikit. Dan itu membuktikan bahwa Injil mampu mengubah masyarakat.
Yoel M. Indrasmoro
Tangan Terbuka Media
Klik tautan di bawah ini untuk mendengarkan versi audio.
Sumber Foto: Unsplash/Videologia