Bintang

Setiap memasang pohon natal di rumah, anak perempuan saya selalu menempatkan hiasan natal berupa bintang di bagian ujung tajuk dari pohon tersebut. Hiasan bintang itu mengingatkan saya akan peran bintang dalam kisah Natal. Sinar bintang itu menuntun orang-orang majus hingga mereka sampai di tempat bayi Yesus. Bintang yang terang juga menggambarkan harapan akan keselamatan yang datang melalui Kristus.
Bintang adalah benda angkasa yang memancarkan cahaya dengan kerlap-kerlip sinarnya karena berada nun jauh di sana. Pancaran cahaya matahari yang begitu kuat sering kali membuatnya tidak terlihat. Namun, sesungguhnya dia terus memancarkan cahaya, tak terpengaruh oleh kondisi di sekitarnya. Di malam yang hening dan langit yang cerah kita bisa menyaksikan indahnya bintang-bintang yang bertebaran yang menambah indahnya dunia.
Bintang banyak digunakan sebagai lambang dalam banyak hal seperti kepangkatan dan prestasi. ”Bintang kelas” adalah istilah untuk menyebut siswa yang paling berkualitas di kelasnya. Tidak salah kalau umat pilihan Allah juga digambarkan sebagai bintang sebab mereka sudah ditebus dan dimurnikan dari dosa oleh darah Kristus yang kudus, dan sudah selayaknya menjadi teladan yang baik. Menjadi teladan yang baik tentu melalui proses yang tidak mudah. Mereka tidak hanya mendengarkan, tetapi juga harus melakukan kebenaran firman Tuhan sepanjang hidupnya.
Manusia saling memengaruhi, meniru, dan meneladani. Itu sebabnya dunia membutuhkan teladan yang baik. Dibutuhkan banyak bintang agar dunia menjadi indah. Bintang yang menuntun dan mengarahkan agar banyak orang menemukan harapan dan keselamatan sehingga memiliki kehidupan yang bermakna, bermanfaat, menjadi berkat serta menyenangkan hati Tuhan. Ya, menjadi bintang, apakah itu juga panggilan hidup kita?
Yudi Hendro Astuti | Sobat Media
Foto: Unsplash/Feey