Bunga Telang

Published by Admin on

Setiap pagi, saat embun masih setia bertengger di ujung dedaunan, bunga-bunga telang di halaman rumahku menyapa dengan kelembutan yang menenangkan jiwa. Kelopaknya yang biru keunguan merekah perlahan, seolah menari kecil menyambut hangatnya mentari pagi. Dalam keheningan itu, aku seakan diajak untuk berhenti sejenak dan mendengar suara Tuhan melalui keindahan ciptaan-Nya. Alam memang tidak bersuara, tetapi sering kali justru di dalam kesunyian itulah hati kita dapat lebih peka merasakan kehadiran-Nya.

Ada keajaiban kecil yang membuatku selalu takjub: setiap kali bunganya kupetik di pagi hari, keesokan paginya bunga-bunga baru bermekaran, bahkan lebih banyak dari sebelumnya. Bunga telang seolah tidak pernah lelah memberi. Ia terus menghadirkan keindahan hari demi hari, tanpa keluh, tanpa pamrih—hanya kesetiaan yang diam-diam menumbuhkan harapan baru setiap pagi. Dalam kesederhanaannya, bunga telang menjadi saksi kecil dari cara Tuhan bekerja: diam, setia, tetapi selalu memberi kehidupan.

Melihatnya, aku belajar tentang pemberian yang tidak pernah habis. Semakin banyak bunga yang dipetik, semakin banyak pula yang akan bermekaran keesokan harinya. Begitu pula kasih dan berkat Tuhan: semakin kita membuka hati untuk memberi dan berbagi, semakin banyak pula kelimpahan-Nya yang Ia percayakan kepada kita. Firman Tuhan mengingatkan:

”Setiap pagi kasih setia-Mu baru; besar kesetiaan-Mu!” (lih. Rat. 3:23)
Bunga telang menjadi pengingat nyata bahwa kasih dan berkat Tuhan selalu diperbarui setiap hari. Tidak pernah terlambat, tidak pernah berkurang, selalu cukup, dan sering kali melimpah melampaui dugaan kita.

Melalui bunga telang Tuhan seperti berbisik lembut, ”Jangan takut memberi, jangan ragu menabur kasih.” Pohonnya tidak pernah menahan bunganya, ia memberi dengan sukacita, dan justru dari pemberian itulah kehidupan terus bertumbuh. Demikian pula kita dipanggil untuk hidup dalam kemurahan dan kesetiaan—memberi, mengasihi, dan menjadi saluran berkat bagi sesama.

”Berilah dan kamu akan diberi: Suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang diguncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam pangkuanmu” (Luk. 6:38) Setiap pagi ketika melihat bunga telang bermekaran kembali, hatiku tersentuh oleh kebenaran sederhana: hidup yang dijalani dengan tulus dan penuh kasih akan selalu dipenuhi berkat-berkat Tuhan yang baru. Seperti bunga telang yang tidak pernah letih berbunga, kasih Tuhan pun tak pernah berhenti mengalir bagi kita.

Repelita Tambunan Sobat Media

Foto: Istimewa

Categories: Tala